Kejujuran Cato Muda menarik perhatian dan pada tahun 63 SM dia terpilih menjadi tribun rakyat. Di Senat Romawi, Ia berhadapan dengan Julius Caesar yang dibencinya. Dari pandangan Cato Muda, Julius Caesar pasti tampak seperti badut.
Cato Muda mengikuti prinsip-prinsip Stoikisme dan mengaplikasikannya dalam setiap aspek kehidupan. Dia mengadopsi gaya hidup pertapanya dengan olahraga ketat, hanya mengonsumsi makanan yang diperlukan, dan minum anggur termurah. “Pemuda yang tertutup, pesta tidak ada dalam agendanya,” imbuh Lloyd.
Bagi pria seperti Cato Muda, kemewahan Julius Caesar pastilah tampak mengerikan. Bukan hanya ini yang tidak disukainya dari Caesar. Caesar terpilih sebagai salah satu dari dua konsul Romawi pada tahun 59 SM. Hal ini membuatnya kesal karena itu adalah pos republik yang paling berpengaruh.
Cato Muda sudah memperingatkan orang-orang agar tidak membuka jalan bagi tiran, namun hanya sedikit yang mendengarkannya.
Oposisi Cato Muda terhadap Pompeius, Caesar, dan Marcus Licinius Crassus membantu mewujudkan koalisi mereka dalam Triumvirat Pertama. Ini bersamaan dengan pemilihannya sebagai praetor pada tahun 54 SM.
Ia terus berusaha mendapatkan jabatan konsul pada tahun 51 SM. Namun karena tidak melakukan intimidasi, suap, dan lobi, maka usahanya gagal. Padahal hal-hal tersebut biasa dilakukan dalam perebutan kekuasaan konsul Romawi.
Julius Caesar mengumpulkan Legiun XIII dan menyatakan perang terhadap Romawi. Sementara Caesar menyerang dan mengalahkan mantan sekutunya Pompeius, Cato Muda melarikan diri ke Utica. Ia sadar bahwa itu adalah awal dari akhir hidupnya.
Baca Juga: Koin Romawi: Alat Pembayaran dan Propaganda Pemerintah Romawi
Baca Juga: Persia dan Romawi Berperang selama 721 Tahun, Siapa Pemenangnya?
Baca Juga: Sandal Trendy Era Romawi yang Ditemukan di Jalur Es Norwegia
Baca Juga: Makam Megah dan Nisan: Upaya Orang Mati di Romawi untuk 'Tetap Hidup'
Pada April 46 SM, tersiar kabar bahwa mantan konsul Metellus Scipio dan pasukannya yang membela Utica telah gugur. Cato Muda berhasil mendorong beberapa orang Romawi di Utica untuk mempertahankan kota. Orang-orang itu segera menyadari bahwa mereka tidak memiliki kesempatan melawan pasukan Julius Caesar dan memohon untuk meninggalkan kota. Keinginan mereka dikabulkan.
Ketika putra Cato Muda memintanya untuk menyerah, dia menolak: "Saya, yang tumbuh dalam kebebasan dengan hak untuk berbicara dengan bebas, tidak dapat berubah di usia musim gugur dan belajar menjadi budak," ungkapnya, menurut penulis Dio Cassius.
Pada malam yang sama, Cato Muda mengambil pedangnya dan menikam perutnya sendiri, tetapi tidak langsung mati. Ketika ditemukan, kerabatnya memanggil dokter dan menjahit lukanya. “Begitu tersadar, ia merobek lukanya dengan kekuatan terakhir dan mati,” tambah Lloyd.
Cato mengakhiri hidupnya, ini menjadi “model bunuh diri heroik yang dihormati dan ditiru banyak orang.”
Caranya mengakhiri hidup dan bagaimana orang lain merayakan kematiannya menjelaskan mengapa lawan politik Kaisar dieksekusi atau bunuh diri.
Ketika Julius Cesar mendengar berita itu, dia berujar: "Cato Muda, aku dendam padamu atas kematianmu, seperti kamu akan mendendam padaku sepanjang hidup.”
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR