Suku Ticuna pertama kali melakukan kontak dengan orang luar ketika armada Portugis menjelajahi Amazon selama penjajahan Brasil. Suku Ticuna mulai berinteraksi dengan Portugis dan orang-orang dari suku lain pada tahun 1549. Akibat dari interaksi ini, tanah mereka dirambah oleh penebang, nelayan, pedagang budak, dan penyadap karet di sekitar sungai Solimoes.
Selama perang antara Brasil dan Paraguay antara tahun 1864 dan 1870, Ticuna membuat keputusan untuk ikut ambil bagian dalam perang. “Keputusan ini menghabiskan populasi dan mengusir suku Ticuna dari wilayah Brasil,” ucap Mallasasime. Namun, pada tahun 1990 Brasil secara resmi mengakui hak suku Ticuna atas tanah mereka. Tidak hanya itu, pemerintah juga menawarkan perdamaian dan perlindungan terhadap suku Ticuna.
Meneruskan tradisi leluhur
Seperti halnya suku-suku lainnya, Ticuna memiliki budaya dan tradisi unik. Salah satunya upacara Pelazón.
Di tengah pemukiman, di maloca, atau rumah kumpul, warga memulai persiapan ritual yang akan berlangsung selama upacara Pelazón. Anggur dan makanan telah dikumpulkan dari masyarakat.
“Drum berbulu yang akan digunakan selama festival dibuat selama berjam-jam,” ungkap Frederico Rios dilansir dari laman Matador Network.
Upacara ini dilakukan oleh gadis-gadis Ticuna sebagai tanda bahwa mereka telah dewasa dan siap untuk menikah. Gadis Ticuna mengenakan pakaian upacara yang terbuat dari bulu elang dan cangkang siput.
Seluruh tubuhnya dicat hitam dengan gambar simbol klan di kepalanya.
Setelah semua persiapan selesai, gadis itu harus terus melompati api. Ini dilakukan selama empat hari berturut-turut. Setelah itu, si gadis dinyatakan sudah memenuhi syarat untuk menikah.
Pernikahan harus dilakukan dengan seorang pria di luar klan mereka sesuai dengan adat. Sebelum ini, suku Ticuna melakukan poligami. Namun sejak kehadiran agama Kristen di sana, poligami dan perceraian tidak dianjurkan. Kedua hal ini harus ditekan seminimal mungkin.
Meski mendapat pengaruh dari luar, seperti pendidikan, budaya barat, dan agama Kristen, ritual Pelazón masih dilakukan hingga kini.
Isolasi selama setahun penuh
Source | : | matadornetwork.com,History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR