Pameran ini juga menampilkan karya seniman Muhammad Fauzan yang berjudul She’s Not Pink, karya Denny Saiful Anwar dengan tajuk Me and My Thought, karya Muhammad Shodiq dengan judul Peralihan dan karya Ilham Karim yang bertajuk A Bigger Splash. Semua karya itu turut serta mengulik keadaan Bumi dalam empat tahun terakhir ini.
Mikke Susanto, Ketua Program Studi S-1 Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta sekaligus Penanggup Jawab Pameran "Kabar Bumi Setengah Windu", mengatakan sosialisasi perihal pelestarian bumi dan seisinya tidak bisa hanya dilakukan oleh sebagian orang. Semua manusia wajib menjaga dan melestarikan Bumi kita yang satu ini dengan berbagai cara sesuai kemampuan dan bidangnya.
Baca Juga: Pameran Jayapatra, Lembar Kemenangan dari Yogyakarta untuk Indonesia
Baca Juga: Merespon Krisis Iklim Dunia Melalui Pameran Fotografi di Kota Salatiga
Baca Juga: Sempat Dihina, Ini Kisah di Balik Mahakarya Van Gogh The Potato Eaters
Baca Juga: Gabrielle Berlatier, Perempuan yang Menerima Kuping Pelukis Van Gogh
Baca Juga: Sumbangan Sains dari Pelukis-pelukis Cina pada Zaman Kompeni
"Mahasiswa dan para seniman juga tidak boleh hanya berperan sebagai penikmat alam, namun juga harus mampu menyediakan sarana sosialisasi bagi keberlanjutan bumi dan seisinya. Pameran 'Kabar Bumi Setengah Windu' mendapatkan momentum yang tepat, untuk mengingat dan memberi asupan spirit bagi semuanya untuk tetap menjaga bumi dan seisinya," ujar Mikke.
Pameran seni yang sedang berlangsung ini bertempat di Bentara Budaya Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Suroto No.2 Kotabaru, Yogyakarta. Bentara Budaya Yogyakarta adalah sebuah lembaga kebudayaan Kompas Gramedia.
Nama Bentara Budaya memiliki arti utusan budaya. Tujuan didirikannya Bentara Budaya Yogyakarta adalah untuk menampung dan mewakili wahana budaya bangsa dari berbagai kalangan, latar belakang, dan cakrawala yang berbeda.
Lembaga ini secara reguler mengadakan berbagai macam acara kesenian, seperti pameran dan pagelaran, pemutaran film, dan diskusi bulanan. Selain mengangkat budaya Indonesia, Bentara Budaya juga kerap mengadakan kerja sama dengan lembaga seni lainnya dari lintas negara.
Bentara Budaya Yogyakarta diresmikan pertama kali oleh bapak Jakob Oetama pendiri Kompas Gramedia pada tanggal 26 September 1982 di Yogyakarta. Tahun ini akan menjadi peringatan 40 tahun Bentara Budaya Yogyakarta.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR