Nationalgeographic.co.id - Kobra, kucing, dan burung nasar adalah salah satu hewan paling populer yang digambarkan dalam seni Mesir kuno. Namun ikan lele juga pernah mendominasi ikonografi peradaban Sungai Nil. Firaun pertama dari Mesir kuno memuja ikan ini.
Lele (catfish) adalah kelompok ikan yang paling beragam di bumi. Ada 2.000 hingga 3.000 spesies memiliki beberapa karakteristik yang luar biasa. Jadi tidak heran hewan ini menarik perhatian orang Mesir, salah satu budaya kuno yang paling sadar akan hewan.
Dinamakan karena kumisnya yang mirip kucing, yang disebut sungut, ikan lele memiliki indra yang diasah halus. “Ini memungkinkannya bertahan hidup dan menemukan makanan di perairan keruh dan berlumpur,” tutur Elisa Castel untuk National Geographic. Salah satu keluarga ikan lele memiliki sistem pernapasan yang memungkinkannya menggunakan oksigen atmosfer. Kemampuan ini digunakan oleh Clarias batrachus yang menggunakan siripnya untuk berjalan di atas tanah. Di Indonesia, lele ini disebut lele jawa.
Castel menambahkan, “Orang Mesir kuno memiliki pengetahuan mendalam tentang beberapa spesies ikan lele di Sungai Nil.” Spesies tiap jenis ikan lele sering kali dapat diidentifikasi dengan jelas dalam seni dan ikonografi Mesir.
Orang Mesir menghubungkan peran simbolis dan mitologis yang kaya dengan ikan lele. Ikan lele yang memiliki posisi terbalik seperti Synodontis batensoda, misalnya, memiliki makna simbolis. Orientasi ‘terbalik’ memungkinkannya untuk memosisikan mulutnya dekat dengan permukaan air, dari mana ia tampak berenang terbalik. Dengan perut di permukaan, ikan itu tampak mati tetapi jelas hidup. Bagi orang Mesir, ini menunjukkan kekuatan regenerasi.
Jimat ikan lele pun ditemukan di seluruh situs Kerajaan Lama dan Tengah di Mesir. Benda-benda ini dipercaya dapat mencegah tenggelam dan dipakai sebagai kalung atau hiasan rambut. Satu liontin emas dari awal milenium kedua Sebelum Masehi dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai lele terbalik.
Ikan lele untuk raja
Sebagian besar hewan yang terkait dengan Mesir kuno populer dalam ikonografi Kerajaan Baru (1539-1075 SM). Lele adalah ikon ribuan tahun sebelum itu, selama Kerajaan Tengah dan Lama dan bahkan Periode Pradinastik.
Penggunaan ikan lele sebagai ikon dapat ditelusuri kembali ke salah satu artefak Mesir tertua, Pelat Narmer. Sekitar 3000 SM, Narmer dikatakan telah memimpin Mesir Hulu dalam penaklukannya atas Mesir Hilir. Ia menyatukan tanah dan mendirikan dinasti pertama Mesir.
Pelat itu menggambarkan Narmer yang menyerang musuh dengan gada. Namanya tercantum di atasnya sehingga membuat para arkeolog menyimpulkan bahwa Narmer menjadi pemenangnya. Namanya terdiri dari dua hieroglif: n'r-mr yang diartikan sebagai ikan lele yang ganas. Lele dan pahat merepresentasikan namanya.
Baca Juga: Misteri Patung Sphinx, Mesir: Diduga Kembar dan Punya Ruang Rahasia?
Baca Juga: Masturbasi di Sungai Nil, Jadi Ritual Keagamaan Era Mesir Kuno
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR