Baca Juga: Kuil Firaun Wanita Ini Ungkap Cara 'Master Kuno' Membuat Karya Seni
Dalam menentukan nama, Firaun akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan jenis hewan liar yang dihormati. “Kekuatan hewan liar yang agresif dan mengendalikan adalah tema umum di kalangan elit Periode Pradinastik akhir,” tulis ahli Mesir Kuno Toby A.H. Wilkinson. “Dalam sistem kepercayaan pada akhir Periode Pradinastik, lele jelas dipandang sebagai simbol dominasi dan kontrol, motif ideal untuk mengasosiasikan raja.”
Lele digambarkan pada beberapa relief makam yang signifikan dari periode awal ini. Salah satu yang paling terkenal adalah mastaba Ty. Seorang bangsawan dinasti ke-5 yang makamnya di Saqqara menampilkan beberapa dekorasi ikan lele dan nelayan.
Contoh lain adalah pada mastaba Kagemni, perdana menteri raja ke-6 dinasti Teti, di Saqqara. Relief di makam ini menggambarkan adegan memancing di mana laki-laki di perahu papirus tampak mengejar ikan dari berbagai jenis. Ini termasuk ikan lele berkumis.
Lele memandu dan melindungi orang Mesir setelah kematian
Banyak spesies ikan lele hidup di Sungai Nil. Yang ada di Pelat Narmer telah diidentifikasi sebagai milik genus Heterobranchus. Jenis lele lain, Malapterurus electricus, lele listrik, secara harfiah, merupakan sumber kejutan dan kekaguman bagi orang Mesir. Ikan ini memiliki muatan listrik hingga 350 volt dapat menyetrum dan menghalangi pemangsa. Lele ini dapat memberikan kejutan yang menyakitkan bagi manusia yang mencoba mendekatinya. “Representasinya pada relief nelayan Kerajaan Lama adalah penggambaran makhluk-makhluk ini paling awal yang diketahui di dunia,” Castel menuturkan.
Kemampuan ikan lele untuk menavigasi dasar sungai Nil yang keruh tampaknya memberinya kualitas magis. Orang Mesir percaya bahwa ikan lele dapat memandu kendaraan yang membawa cakram matahari melalui kegelapan dunia bawah. Karena dunia bawah dianggap sebagai alam berair, ikan lele dapat terus melindungi orang setelah kematian maupun dalam kehidupan.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR