Baca Juga: Sejarah Berdarah Koloseum, Arena Hiburan dan Pembantaian Romawi
Kehadiran kelompok-kelompok barbar ini membuat kekuatan Romawi tidak stabil dan membuat provinsi-provinsi kurang bergantung pada pemerintah pusat.
Di Inggris, pemberontakan Marcus, yang mungkin disebabkan oleh kegelisahan dan ketidakpuasan di persimpangan Rhine, berkembang menjadi masalah besar bagi Kaisar Barat Honorius. Ketika Marcus dan penerus langsungnya, Gratianus, sama-sama terbunuh setelah jatuh dari pasukan mereka, Jenderal Konstantinus III bangkit untuk memimpin legiun Inggris, yang dengan cepat mendeklarasikannya sebagai kaisar.
Momen penting kemunduran kekaisaran
Menyeberang ke Gaul pada tahun 407, Konstantinus memenangkan serangkaian pertempuran melawan kelompok-kelompok invasi barbar yang melintasi perbatasan Rhine. Ia memulihkan situasi.
Pada pertengahan 408 Konstantinus mendirikan ibukotanya di Arles dan mencetak koin. Setelah berhasil mengalahkan sekutu Honorius di Hispania, ia memaksa Kaisar Barat di Roma untuk mengakui dia sebagai rekan kaisar.
Meskipun Konstantinus berhasil memenangkan serangkaian pertempuran, perampas telah merusak Kekaisaran Barat. Invasi barbar telah menembus perbatasan Rhine,dan berbagai kelompok barbar menetap di kekaisaran setelah penyeberangan 406. Provinsi Britannia juga hilang, tidak akan pernah kembali.
Oleh karena itu, penyeberangan Rhine tahun 406 merupakan momen penting dalam kemunduran Kekaisaran Romawi Barat.
Sebagai hasil dari 'invasi barbar', kekaisaran meninggalkan salah satu perbatasannya yang sudah lama berdiri. Kekaisaran juga terpaksa mengizinkan berbagai kelompok barbar masuk ke politik kekaisaran.
Pemerintahan barbar inilah yang tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan yang pada akhirnya akan menggantikan Kekaisaran Romawi Barat.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR