Tim tahu lumba-lumba yang saling mengenali satu sama lain berdasarkan lumba-lumba yang telah hidup bersama setidaknya selama lima tahun. Jadi para peneliti menuangkan sekitar 20 mililiter urine lumba-lumba baik yang familier atau tidak familier ke dalam kolam, satu demi satu, dengan urutan yang ditentukan oleh lemparan koin.
Lumba-lumba menghabiskan tiga kali lebih lama untuk menginvestigasi urine yang familier dibanding urine yang tidak familier, dengan beberapa individu mengambil sampel zat yang familier selama lebih dari 20 detik. Cetacea hanya memberi sedikit perhatian ke urine yang tidak familier, mengambil sampel dengan waktu yang sama seperti pada es.
“Lumba-lumba sangat, sangat tertarik untuk berpartispasi,” tutur Bruck, yang menambahkan mereka tidak menghadiahkan makanan. “Biasanya lumba-lumba bosan dengan eksperimenku. Kami memanfaatkan sesuatu yang merupakan bagian dari dunia lumba-lumba.”
Uji terakhir menginvestigasi apakah lumba-lumba memiliki pemahaman yang berpasangan tentang petunjuk dari lumba-lumba lain—dengan kata lain, apakah siulan dan urine individu terhubung dengan benak mereka.
Untuk melakukan ini, Brucks melakukan apa yang ahli ekologi perilaku sebut eksperimen “pelanggaran ekspektasi”: tunjukkan pada hewan sesuatu yang tidak masuk akal dan lihat bagaimana mereka bereaksi. Pada orang, ini akan seperti melihat wajah sahabat Anda, tetapi mendengar suara yang berbeda.
Untuk eksperimen terakhir ini, Bruck menguji kombinasi urine-siulan yang berbeda pada 10 lumba-lumba, lima di antaranya hewan yang sama pada percobaan sebelumnya.
Saat terpapar kombinasi urine-siulan yang salah, lumba-lumba tidak memberikan banyak perhatian—mungkin inovasi yang berguna untuk alam liar, tempat mamalia akan dibanjiri ktidakcocokan siulan dan urine, katanya.
Namun ketika lumba-lumba menemui pasangan urine-siulan yang tepat, hewan akan mengeksplorasi area rata-rata lebih lama 10 detik dibanding pasangan yang tidak cocok. Dua individu berkeliaran lebih dari 40 detik—bukti kuat yang dibutuhkan tim bahwa mereka dapat mengenali teman-teman mereka.
Rasa keberhasilan
“Sangat sulit untuk membuktikan konsep itu ada dalam benak hewan, jadi jenis eksperimen seperti ini mencoba untuk menjawab pertanyaan itu sangat menarik dan berguna,” ucap Bruno Díaz López, kepala biolog di Bottlenose Dolphin Research Institute berbasis di Spanyol, yang tidak terlibat di studi ini.
Baca Juga: Meski Tersisa 10 Ekor, Lumba-lumba Vaquita Punya Harapan untuk Lestari
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Warsono |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR