Nationalgeographic.co.id—Hippokrates telah secara luas dianggap sebagai "Bapak Kedokteran Barat." Banyak mahasiswa kedokteran saat ini masih bersumpah dengan sumpah dokter yang lawas untuk mematuhi prinsip medis yang etis.
Lebih jauh lagi, mungkin kesehatan seseorang selalu disandingkan pada pengobatan hingga meja operasi. Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh Hippokrates. Seorang intelektualis yang mahir di bidang kedokteran ini sudah memulai dunia medis yang lebih ilmiah sekitar tahun 400 SM.
Beberapa sakit mental—Kecanduan, Melancholy, Phrenitis, Insanity, Disobedience, Paranoia, mudah panik, Epilepsi, dan Histeris—bisa saja sembuh dengan pendekatan terapis khusus.
Christos F. Kleisiaris bersama tim risetnya menulis sebuah makalah berjudul "Health care practices in ancient Greece: The Hippocratic ideal" yang diterbitkan Journal of Medical Ethics and History of Medicine pada tahun 2014.
Dalam tulisannya, Kleisiaris menyebut bahwa otak adalah organ yang bertanggung jawab atas penyakit mental dan kecerdasan serta kepekaan mencapai otak melalui mulut dengan bernapas.
"Hippokrates meyakini bahwa penyakit mental dapat diobati lebih efektif jika ditangani dengan cara yang mirip dengan kondisi medis (sakit) fisik," imbuhnya.
Menurut Hippokrates, diagnosis dan pengobatan penyakit mental dan fisik didasarkan pada pengamatan, pertimbangan penyebab, keseimbangan teori, dan pada empat cairan, darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam.
Adapun salah satu pendekatan Hippokrates ialah melalui media musik dan teater. Diyakini, menyembuhkan jiwa melalui musik juga bisa menyembuhkan tubuh. Terdapat jenis musik khusus untuk terapi bagi penyakit tertentu.
"Misalnya, suara seruling dan kecapi yang bergantian berfungsi sebagai pengobatan untuk asam urat," tambahnya lagi.
Baca Juga: Dukun: Pentolan Medis yang Kini Dianggap Sekadar Praktik Klenik
Baca Juga: Rahasia Perawatan Medis Mesir Kuno, Gunakan Bir dan Mantra Magis
Baca Juga: Mitos Putri Duyung Terinspirasi dari Kondisi Medis yang Langka?
Filsuf lainnya sekaliber Aristoteles, mengeklaim pada beberapa efek melodi religius yang menggetarkan jiwa menyerupai mereka yang telah menjalani perawatan medis dan katarsis mental.
"Musik yang mengalun dapat membawa seseorang pada dimensi, di mana ia dapat menemukan ketenangannya dan menyembuhkan sakitnya," lanjut Christos F. Kleisiaris bersama tim.
Ketenangan juga bisa menjadi kunci suksesnya terapi Hippokrates untuk pengobatan psikis semacam paranoia, histeria, atau mudah panik.
Ada pula musik yang menghibur dan menyenangkan akan membawa kondisi psikis pasien yang fobia atau trauma, dapat berangsur pulih.
Setidaknya, kemunculan Hippokrates yang membawa cara-cara medisnya, mengubah paradigma masyarakat kuno dari kepercayaan terhadap takhayul, kepada dunia medis yang dapat dipelajari secara ilmiah.
Source | : | Journal of Medical Ethics and History of Medicine |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR