Nationalgeographic.co.id - Mosquitofish (atau biasa kita kenal sebagai ikan cere) dan gupi, meskipun diketahui memiliki sifat kanibalisme di penangkaran, tetapi sangat tidaklah mungkin menjadi kanibal di alam liar. Ini bisa menjadi contoh langka kanibalisme pada ikan yang kemungkinan faktor penyebabnya adalah persaingan yang kuat untuk mendapatkan makanan.
Temuan dari studi baru yang dipimpin oleh peneliti AS dan Inggris ini, dapat memiliki implikasi tidak hanya untuk penggemar ikan dan ilmuwan yang menggunakan ikan cere sebagai model untuk studi ekologi dan evolusi, tetapi juga dapat membantu menjelaskan penyebab dan frekuensi kanibalisme pada hewan lain. Hasil temuan studi ini telah dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution pada 16 Mei 2022 dengan judul "Resource competition explains rare cannibalism in the wild in livebearing fishes".
Kanibalisme, memangsa dan memakan individu lain dari jenis spesies sendiri, adalah perilaku aneh, yang menonjol dalam mitologi dan fiksi manusia. Akan tetapi seberapa umum hal itu di alam liar, dan mengapa organisme melakukan tindakan ekstrem seperti itu hanya untuk mendapatkan makanan?
Brian Langerhans, profesor biologi di North Carolina State University, dan Rüdiger Riesch, dosen senior biologi evolusi di Royal Holloway University of London, memutuskan untuk mencari tahu dengan melihat data selama satu dekade yang diperoleh dari hampir 12.000 ikan di 17 spesies yang ada di alam liar.
"Ini adalah data yang dikumpulkan dari beberapa proyek berbeda selama bertahun-tahun," kata Langerhans, penulis senior studi tersebut. "Untuk mengidentifikasi mekanisme yang bertanggung jawab atas fenomena semacam ini di alam liar, kami membutuhkan ukuran sampel yang sangat besar. Jadi, kami mengumpulkan data untuk pekerjaan ini sambil juga melakukan proyek lain."
"Di penangkaran, ikan cere dan gupi akan mempraktikkan kanibalisme secara umum sehingga ada protokol di laboratorium penelitian dan akuakultur untuk memisahkan keturunan dari ikan yang lebih besar dengan cepat," kata Riesch, penulis penelitian terkait. Riesch memulai proyek tersebut saat menjadi peneliti pascadoktoral di lab Langerhans antara 2010 dan 2012.
"Tetapi ketika Anda melihat pola makan ikan di alam liar, Anda benar-benar tidak menemukan banyak bukti," kata Riesch. "Kami ingin mengetahui apakah dan mengapa kanibalisme terjadi di alam liar."
Tim peneliti memeriksa diet 11.946 ikan di alam liar, menggunakan pembedahan atau sinar-X untuk menentukan apa yang dimakan ikan tersebut. Mereka hanya menemukan 35 kasus kanibalisme, hanya pada tiga spesies ikan cere—kurang dari 0,30% kejadiannya.
Kanibalisme paling sering terjadi pada populasi dengan tingkat persaingan makanan yang sangat tinggi; yaitu, populasi yang kekurangan pemangsa utama di mana kepadatan populasi ikan yang disurvei sangat tinggi.
Baca Juga: Hasil Studi: Praktik Kanibalisme Kecebong Kodok Tebu di Australia
Baca Juga: Mengenal Blenny, Ikan Jantan Yang Tega Memakan Anaknya Sendiri
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR