Informasi di luar pedalaman Gresik masuk secara masif, begitu juga tentang adanya berita perluasan wilayah Sultan Agung (Raja Mataram) ke Jawa Timur dan Gresik, diberitakan berkala.
Dari sana secara berangsur-angsur dikisahkan berita harian yang terus diperbaharui dari hari ke hari. Sebut saja berita tentang penyerangan dan peperangan yang terjadi di Surabaya mulai masuk ke pedalaman Gresik pada 1611.
Baca Juga: Kematian Paling Tragis Pieter Erberveld Akibat Mengkhianati VOC
Baca Juga: Peraturan-Peraturan Aneh buat Orang Jawa dan Tionghoa di Batavia
Baca Juga: Kala JP Coen Berkolusi dengan Bengkong di Batavia hingga VOC Bangkrut
Baca Juga: Kala Kesultanan Cirebon Bernaung di Bawah VOC untuk Melawan Mataram
Nampaknya, Mataram kala itu telah menggencarkan ekspedisi ke seluruh pelosok Jawa sejak tahun 1613. Ekspedisi militer ini bertujuan untuk membumihangsukan daerah-daerah di Karesidenan Surabaya, termasuk Gresik.
"Kota Gresik telah dikuasai dan dibakar oleh Mataram Raya dan tembok-tembok diratakan dengan tanah, begitu tembok-tembok loji kami," ungkap Pieterzoon Coen dalam buku De Graaf.
Berita ini telah tersiar ke pedalaman, hanya saja berakibat pada hilangnya surat-surat penting yang mengisahkan tentang kehidupan di Gresik akibat hangus terbakar. Kehancuran kantor dagang ini diperkirakan terjadi pada tahun 1615.
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR