Dengan Vitellius masih menekan Romawi dan pemimpin mereka mati, Senat dengan cepat mengangkatnya menjadi kaisar. Dengan ini, Vitellius jadi pemimpin ketiga selama Tahun Empat Kaisar.
Saat itu ia berada di Galia dan bergerak berjalan menuju ibu kota sebagai panglima perang yang menang. Sebagai kaisar baru, ia sangat menikmati perannya itu. Vitellius kerap berpesta di setiap kota yang dilewati. Tentaranya diberi kebebasan untuk mengintimidasi penduduk setempat. Mereka membuat tuntutan yang tidak masuk akal untuk makanan, barang, atau tempat tinggal. Apa pun yang mereka inginkan! Pukulan tanpa ampun diberikan kepada mereka yang berani menolak permintaan para tentara.
Perilaku Vitellius di medan perang berdarah membuat terkejut anak buahnya. Vitellius berkomentar saat melihat ribuan mayat membusuk, “bau musuh yang mati itu manis dan bau sesama warga lebih manis."
Ia memasuki Roma dalam kemenangan yang mencolok, mengabaikan hukum kuno Romawi, dan menempatkan dirinya dengan kekuatan tertinggi. Parahnya lagi, ia memberikan penghormatan yang besar untuk mengenang Nero yang dibenci oleh bangsa Romawi.
Vitellius membuktikan dirinya sebagai tiran kejam dan sewenang-wenang yang menyukai eksekusi. Dengan pengaruhnya atas militer, Vitellius berhasil memegang kekuasaannya selama delapan bulan.
Vespasianus, kaisar terakhir di Tahun Empat Kaisar
Tahun Empat Kaisar berakhir dengan kaisar terakhirnya, Titus Flavius Vespasianus. Di Yudea, ia memimpin legiun Romawi melawan pemberontakan Yahudi. Pada bulan Juli, orang-orang Vespasianus, bersama dengan legiun Suriah dan Aleksandria, mendeklarasikannya sebagai kaisar dan bersumpah setia. Legiun Moesia, Pannonia, dan Illyricum segera menyusul, memberinya kendali atas kekuatan besar. Saat Vespasianus bersiap untuk berlayar ke Italia, legiun Danube juga menyatakan mendukungnya.
Dipimpin oleh Antonius Primus yang dinamis, mereka menyapu kota-kota Romawi di Italia utara. Pasukan ini akhirnya berhadapan pasukan Vitellius pada Oktober 69 Masehi di Pertempuran Bedriacum Kedua. Pertempuran itu panjang dan sulit berakhir dengan kemenangan bagi Primus.
Pendukung Vitellius mengorganisir perlawanan putus asa. Pasukan Primus menanggapi dengan keganasan yang sama. Dalam pertempuran ini, Cassius Dio mengeklaim lebih dari 50.000 orang tewas di jalan-jalan Roma.
Benar-benar panik, Vitellius melakukan penyamaran dan mencoba melarikan diri dari kota. Ia dikenali oleh penyerangnya dan diseret di sepanjang jalan menuju Forum. Sang Kaisar dihina dan diolok-olok, disiksa, dan dibunuh. Tubuhnya dilempar ke Sungai Tiber, kepalanya digantung di tiang kota.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR