Tomografi sinar-X, merupakan teknologi mungkin akan digunakan ketika NASA memeriksa sampel dari Mars pada tahun 2030, menunjukkan bahwa meteorit itu memiliki paparan air yang terbatas, sehingga membuat kehidupan pada waktu dan tempat tertentu tidak mungkin terjadi.
Baca Juga: Teori Pembentukan Planet dan Meteorit dari Mars yang Jatuh ke Bumi
Baca Juga: Mikroba Jenis Baru Ini Bantu Singkap Pembentukan Makhluk Hidup Mars
Baca Juga: Di Planet Mars Ternyata Juga Ada Sampah, Sebuah Temuan Tak Terduga
Baca Juga: Panas Matahari Mungkin Penyebab Badai Debu Besar-besaran di Mars
Tomografi sinar-X adalah metode umum untuk memeriksa suatu objek tanpa merusaknya. Tomografi neutron digunakan karena neutron sangat sensitif terhadap hidrogen.
Ini berarti bahwa jika suatu mineral mengandung hidrogen, adalah mungkin untuk mempelajarinya dalam tiga dimensi dan melihat di mana hidrogen berada di meteorit itu. Hidrogen selalu menarik ketika para ilmuwan mempelajari materi dari Mars, karena air merupakan prasyarat untuk kehidupan seperti yang kita ketahui.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian kecil dari sampel tampaknya telah bereaksi dengan air, dan oleh karena itu mungkin bukan sistem hidrotermal besar yang menyebabkan perubahan tersebut.
"Penjelasan yang lebih mungkin adalah bahwa reaksi itu terjadi setelah akumulasi kecil es bawah tanah yang meleleh selama tumbukan meteorit sekitar 630 juta tahun yang lalu," kata Martell.
"Tentu saja, itu tidak berarti bahwa kehidupan tidak mungkin ada di tempat lain di Mars, atau tidak mungkin ada kehidupan di waktu lain."
Source | : | Science Advances,Lund University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR