"Juga, para ahli yang mengidentifikasi sebagai wanita secara tidak proporsional mempelajari taksa yang menurut para ahli paling terancam," Balvanera menambahkan.
Para peneliti mendorong para ahli keanekaragaman hayati untuk menggunakan hasil ini untuk mempelajari bagaimana perspektif mereka sendiri berbeda dari para ahli lain. Mereka juga memastikan bahwa berbagai perspektif disertakan ketika melakukan penilaian keanekaragaman hayati global.
Baca Juga: Peneliti Menemukan Kembali Pohon Ek yang Dianggap Telah Punah
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Spesies Anjing Liar Afrika Kian Terancam Punah
Baca Juga: Semakin 'Jelek' Bentuknya, Ikan Karang Semakin Terancam Punah
Kemudian menetapkan tujuan dan target keanekaragaman hayati global, dan membuat kebijakan baru. dan perubahan transformatif lainnya yang diperlukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
"Karena keanekaragaman hayati bersifat sangat regional, upaya penelitian kami untuk menyatukan pendapat para ahli regional dari seluruh dunia belum pernah terjadi sebelumnya," kata rekan penulis Akira Mori dari Tokyo University di Jepang.
"Dari perspektif keragaman dan inklusivitas sosial dan budaya, meskipun belum tentu lengkap, saya yakin kami telah memberikan saran tertentu untuk diskusi kebijakan internasional di masa depan."
Para ahli percaya bahwa peningkatan investasi dan upaya konservasi saat ini dapat menghilangkan ancaman kepunahan satu dari tiga spesies yang mungkin terancam atau punah pada tahun 2100.
Simak kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan di majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Journal Frontiers in Ecology and the Environment,University Of Minnesota |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR