Tujuannya untuk menguji apakah model sederhana dari kejutan busur dapat menjelaskan nebula yang diamati. Dan untuk membandingkan mendeteksi emisi sinar-X dengan peta emisi simulasi.
Mereka menguji apakah model komputer dapat menjelaskan data yang diperoleh pada panjang gelombang yang berbeda, termasuk pengamatan sinar-X, optik, inframerah, dan radio.
Ketiga model yang berbeda memprediksi emisi sinar-X yang lebih redup daripada yang diamati. Gelembung emisi sinar-X paling terang di dekat bintang, sedangkan dua dari tiga model memprediksi emisi sinar-X akan lebih terang di dekat gelombang kejut.
Baca Juga: Mengejutkan, Bintang Aneh Selamat dari Ledakan Supernova Termonuklir
Baca Juga: Sempat Dikira Lubang Hitam Terdekat, Ternyata Ada 'Bintang Vampir'
Baca Juga: Penampakan Mirip Monster Jepang Ditemukan di Rasi Bintang Sagitarius
Di masa depan, penulis berencana untuk menguji model yang lebih rumit dengan fisika tambahan. Termasuk efek turbulensi, dan percepatan partikel. Tujuannya untuk melihat apakah kesepakatan dengan data sinar-X akan meningkat.
"Wilayah angin kencang di sekitar Zeta Ophiuchi adalah objek terdekat dengan Bumi di mana energi gelembung dan proses disipasi angin dari bintang masif dapat diselidiki. Dan karena itu merupakan laboratorium yang ideal untuk membatasi proses fisik yang relevan," kata para peneliti.
"Studi numerik pertama tentang kejutan busur dan gelembung angin di sekitar Zeta Ophiuchi ini tidak memberikan jawaban sederhana untuk pertanyaan-pertanyaan penting."
Akan tetapi, peneliti melanjutkan, pekerjaan mereka dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun model yang lebih rumit. "Termasuk media antarbintang yang tidak homogen dan turbulen, konduksi termal anisotropik, percepatan partikel dan transportasi, dan model angin yang lebih rinci," kata mereka.
"Data pengamatan yang lebih baik juga akan sangat membantu karena set data sinar-X yang ada memiliki kontaminasi signifikan dari emisi difus oleh emisi bintang."
Source | : | Astronomy & Astrophysics,Chandra X-ray Observatory |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR