Untuk mengatasinya, orang Romawi mulai menanam kebun anggur di dekat kota Roma. Mereka bahkan mengganti ladang gandum dengan kebun anggur. Pada akhirnya ini menyebabkan masalah lain yaitu kekurangan makanan.
Untuk mengatasinya, kaisar Domitianus memutuskan pada tahun 92 Masehi bahwa tidak ada tanaman merambat baru yang akan ditanam. Namun perintahnya diabaikan.
Marcus Aurelius, seorang filsuf terkenal dan kaisar Romawi, dikenal sebagai pecandu opium. Namun alih-alih untuk mendapatkan efek halusinasi, opium digunakan untuk membantunya tidur.
Opium di zaman Romawi disajikan dalam bentuk teh dan sangat pahit ketika diminum. Di masa itu, teh opium disebut sebagai ‘anggur kretik’. Versi lain, yang disebut 'mekonion' dibuat dari daun poppy dan jauh lebih kuat.
Opium dapat dibeli dalam bentuk tablet kecil di kios-kios khusus di sebagian besar pasar Romawi.
Silphium
Silphium digunakan sebagai kontrasepsi yang kuat. Buku-buku kedokteran pada masa itu menjelaskan cara membuat obat pencegah kehamilan yang dapat menyebabkan haid.
Meski tidak memabukkan, silphium digunakan agar orang dapat bersenang-senang di luar nikah tanpa konsekuensi hamil.
Baca Juga: Bak Hercules, Apakah Kaisar Romawi Commodus adalah Gladiator Tangguh?
Baca Juga: Tidak Higienis, Orang-orang Romawi Memutihkan Giginya dengan Urin
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR