Hujan salju berturut-turut selama bertahun-tahun telah menyimpan bahan kimia ini dari atmosfer. Sehingga lambat laun menghasilkan catatan sejarah kontaminasi global yang sekarang terperangkap dalam tumpukan salju.
Hasilnya, semakin menambah bukti yang menunjukkan peningkatan bahan kimia abadi ini di Kutub Utara dan Dataran Tinggi Tibet. Juga membantu memberikan gambaran global dan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana bahan kimia seperti ini diangkut di atmosfer.
"Temuan ini adalah pengingat serius bahwa kegiatan industri kita memiliki konsekuensi global. Antarktika, yang begitu jauh dari proses industri, memegang sinyal berikutnya dari aktivitas manusia yang timbul dari emisi ribuan mil jauhnya. Salju dan es Antarktika adalah arsip penting dari dampak perubahan kita di planet kita." tegas Dr Anna Jones, Direktur Sains di British Antarctic Survey.
Dr Markus Frey, ilmuwan dari British Antarctic Survey dan rekan penulis laporan tersebut, juga menambahkan, "Ini adalah contoh lain bahwa meskipun sangat terpencil, polusi buatan manusia mencapai benua Antarktika dan kemudian diarsipkan di salju dan es. Sehingga memungkinkan kami untuk membangun sejarah polusi atmosfer global dan efektivitas langkah-langkah mitigasi."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Sky News |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR