Sejak 2020, pandemi Covid-19 telah menyebabkan peningkatan global dalam jumlah orang yang memakai masker. Tujuannya, membatasi penyebaran penyakit. Sekarang, penelitian baru yang ditulis bersama oleh para sarjana MIT menunjukkan bahwa, setidaknya di China, mengenakan masker juga memengaruhi cara orang bertindak.
Penelitian, yang dilakukan di 10 studi yang berfokus pada perilaku menyimpang - seperti menerobos lampu merah, melanggar aturan parkir, dan menipu demi uang - menunjukkan bahwa orang yang memakai masker cenderung berperilaku menyimpang daripada mereka yang tidak memakainya. Para peneliti mengatakan ini bukan hanya kebetulan, tetapi di China sebaliknya menggunakan masker meningkatkan kesadaran moral dan dengan demikian mendorong beberapa orang untuk lebih patuh pada aturan.
"Kami menemukan bahwa masker, di China, berfungsi sebagai simbol moral yang mengurangi perilaku menyimpang pemakainya," kata Jackson Lu, seorang profesor di MIT Sloan School of Management dan rekan penulis makalah. Hasil temuan ini telah diterbitkan di jurnal PNAS pada 4 Oktober dengan judul Masks as a moral symbol: Masks reduce wearers’ deviant behavior in China during COVID-19.
Seperti yang dicatat Lu dan rekan penulisnya, berbagai faktor, bukan hanya masker dapat memengaruhi perilaku. Secara keseluruhan, mereka memperkirakan, pemakaian masker menyumbang sekitar 4 persen dari varians perilaku menyimpang yang mereka amati. Ketika membandingkan mereka yang memakai masker dengan mereka yang tidak memakainya.
"Mengenakan masker menjelaskan proporsi varians yang bermakna tetapi masuk akal," kata Lu. "Kita berbicara tentang kemungkinan di sini."
Sejak pandemi dimulai dalam skala besar pada awal 2020, para ilmuwan sosial telah belajar banyak tentang apa yang membuat orang cenderung memakai masker. Tetapi umumnya belum mengeksplorasi konsekuensi perilaku dari penggunaan masker. Dalam melakukan penelitian, Lu dan rekan penulisnya menguji dua hipotesis yang bersaing tentang efek pemakaian masker pada perilaku menyimpang di Tiongkok.
Satu hipotesis, catat Lu, adalah bahwa "masker dapat mencegah perilaku menyimpang pemakainya dengan meningkatkan anonimitas," membuat orang "lebih mungkin untuk terlibat dalam" tindakan yang melanggar norma.
Hipotesis yang bersaing adalah bahwa masker juga mungkin "meningkatkan kesadaran moral orang" saat dipakai, kata Lu. "Jika itu adalah simbol moral yang melambangkan kewajiban moral dan kebajikan melindungi orang lain dan mengorbankan kenyamanan pribadi seseorang untuk kesejahteraan kolektif, mungkin penyamaran dapat mengarahkan individu untuk memilih tindakan yang benar secara moral," tambahnya.
Untuk menguji ide-ide ini, para peneliti melakukan 10 studi terpisah di China untuk mengatasi masalah ini secara empiris. Dalam satu penelitian, misalnya, mereka menganalisis rekaman kamera lalu lintas di persimpangan. Mereka menemukan bahwa pejalan kaki dan pengendara sepeda yang mengenakan masker cenderung tidak menerobos lampu merah, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengenakan masker.
Baca Juga: Masker Kain Setelah Setahun Pemakaian Masih Efektif Melawan Virus
Baca Juga: Untuk Memurnikan Racun, Dokter Pagebluk Abad 17 Pakai Masker Berparuh
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR