Nationalgeographic.co.id—Salah satu pertanyaan yang sering muncul terkait dunia hewan adalah mengapa kain yang digunakan matador dalam adu banteng berwarna merah? Apakah benar banteng bakal marah setiap kali melihat sesuatu yang berwarna merah?
Sebelum membahas itu, mari kita samakan persepsi atraksi yang dimaksud. Pernahkah Anda menyaksikan pertunjukan adu banteng? Ya, atraksi ketika seorang matador mengibaskan kain berwarna merah lalu banteng mulai menyerangnya.
Akibat atraksi ini, banyak orang beranggapan bahwa banteng benci warna merah. Apakah anggapan itu benar? Faktanya, itu adalah salah anggapan umum yang keliru terkait dunia hewan, dalam hal ini banteng.
Mari kita lihat gambaran umum adu banteng tersebut. Seekor banteng yang marah menyerang muleta, kain jubah kecil berwarna merah milik matador. Tapi, sebenarnya, mengapa binatang itu menyerang saat melihat warna merah?
Sebenarnya bukan karena warnah merah muleta tersebut. Banteng, bersama dengan semua hewan ternak lainnya, sebenarnya buta warna terhadap merah.
Dengan demikian, sebagaimana dikutip dari Live Science, banteng kemungkinan tidak terganggu oleh warna muleta, tetapi oleh gerakan kain jubah itu saat matador mengibaskannya.
Penjelasan ini ilmiah karena adanya fakta bahwa banteng-banteng menyerang jubah matador yang lain dengan kemarahan yang sama. Namun jubah ini berwarna magenta di satu sisi dan emas atau biru di sisi lain.
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Tujuh Binatang yang Punya Profesi Tidak Biasa
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Kupu-kupu Terbesar di Dunia, Tapi Tak Punya Mulut
Baca Juga: Sepuluh Temuan Paling Menarik dari Dunia Hewan Sepanjang Tahun 2021
Baca Juga: Dunia Hewan: Seberapa Besar Tubuh Paus Biru? Mengapa Sedemikian Besar?
Masih tidak percaya? Pada tahun 2007, MythBusters dari Discovery Channel menguji repons seekor banteng hidup terhadap warna versus gerakan dalam tiga percobaan terpisah.
Pertama, mereka memasang tiga bendera stasioner, yaitu merah, biru dan putih, di kandang banteng. Banteng menyerang ketiga bendera tanpa memandang warna.
Selanjutnya, mereka menempatkan tiga boneka berpakaian merah, biru, dan putih di atas ring. Lagi-lagi, banteng menyerang ketiganya tanpa diskriminasi.
Akhirnya, mereka menempatkan orang hidup berpakaian merah di atas ring dengan banteng. Orang itu berdiri diam sementara dua koboi — tidak berbaju merah — bergerak di sekitar ring. Banteng mengejar koboi-koboi yang bergerak dan meninggalkan orang berpakaian merah yang sendirian dan tidak bergerak.
Jadi, jika banteng tidak bisa melihat warna merah, mengapa muleta berwarna merah? Jubah kecil itu muncul di tahap terakhir adu banteng, saat banteng menemui ajalnya, dan warnanya membantu menutupi salah satu aspek yang lebih mengerikan dari adu banteng: percikan darah hewan tersebut.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR