Nationalgeographic.co.id—Penggalian gundukan pemakaman kuno oleh para arkeolog di Siprus justru mengungkapkan struktur yang bahkan jauh lebih tua di bawahnya. Struktur yang tersembunyi di bawah pemakaman kuno itu, menurut Department of Antiquities Cyprus (Departemen Purbakala Siprus) adalah benteng atau bagian dari tembok pertahanan.
Seperti diketahui, gundukan besar, yang dikenal sebagai tumulus Laona, lebih panjang dari lapangan sepak bola, atau 328 kaki dengan lebar 196 kaki (100 kali 60 meter). Tempat tersebut kemungkinan dibangun sekitar abad ketiga SM, ketika penerus Alexander the Great berjuang untuk menguasai Siprus dan petak besar kekaisaran.
Para peneliti telah secara bertahap menggali dan mendokumentasikan tumulus secara digital selama dekade terakhir. Tetapi dalam temuan baru, para arkeolog mengetahui bahwa tumulus itu didirikan di atas benteng yang rusak yang bahkan lebih tua dari gundukan itu, yang berasal dari awal abad kelima SM.
Orang-orang kuno di Siprus mengubur tembok benteng di bawah sekitar 484.000 kaki kubik (13.700 meter kubik) tanah gembur dengan pasir atau tanah liat, yang dikenal sebagai napal, dan tanah merah. Tanah tersebut telah diangkut dari tempat lain di Siprus untuk pembangunan tumulus .
Oleh karena itu, benteng Laona terpelihara dengan baik di bawah tumulus. Sudut timur lautnya bertahan hingga ketinggian 20 kaki (6 m), menjadikannya salah satu monumen paling signifikan dari "Zaman Kerajaan Siprus".
"Penemuan tak terduga ini telah menggabungkan dua monumen yang sejauh ini unik dalam arkeologi Siprus," tulis Departemen Purbakala Siprus dalam pernyataaanya.
Tumulus ini terletak 0,6 mil (1 kilometer) timur laut Sanctuary of Aphrodite, sebuah situs kuno yang berasal dari abad ke-12 SM. "Gunung/tumulus itu selalu terlihat, tetapi penduduk setempat menganggapnya sebagai bukit kecil alami," kata Giorgos Papantoniou kepada Live Science.
Papantoniou adalah asisten profesor budaya visual dan material kuno di Trinity College Dublin, yang tidak terlibat dalam penggalian.
Pada tahun 2021, tim menerbitkan sebuah penelitian di jurnal Geoarchaeology, menggambarkan tumulus sebagai "struktur arsitektur yang sempurna" yang dibangun dari waktu ke waktu dalam beberapa tahap.
Benteng yang baru ditemukan adalah Cypro-Classical, dan dikreditkan ke dinasti kerajaan yang memerintah Paphos sampai akhir abad keempat SM.
Para arkeolog melaporkan bahwa tembok itu secara fungsional mirip dan cocok dengan garis waktu yang sama dengan kompleks istana di benteng Hadjiabdoulla, yang hanya berjarak 230 kaki (70 meter) dari Laona.
Source | : | Live Science,Geoarchaeology an International Journal,Department of Antiquities Cyprus |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR