Nationalgeographic.co.id—Gempita Coupe de Monde atau lebih dikenal dengan sebutan Piala Dunia 1938 yang diselenggarakan di Prancis, sempat dirayakan oleh segenap penduduk di Hindia Belanda.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan seleksi skuad tim nasionalnya. Itu dimulai pada bulan Januari 1937, ketika dualisme kepengurusan sepak bola Hindia Belanda, NIVU dan PSSI mulai menandatangani sebuah kesepakatan.
NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) merupakan organisasi bentukan orang-orang Belanda yang mewadahi beberapa klub sepak bola bentukan orang Eropa. Adapun PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) mewadahi sejumlah klub pribumi.
Kedua federasi ini sepakat untuk saling mempertandingkan klub-klub yang dinaunginya (Eropa melawan pribumi) "dengan rasa hormat dan sejumlah konsekuensi kedisiplinan dikedepankan," tulis Karel Stokkermans.
Ia menulis kepada Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation (RSSSF) dalam sebuah artikel berjudul Dutch East Indies - Football History yang terakhir kali diperbaharui pada 21 April 2022.
Setelah pertandingan demi pertandingan antara klub-klub Eropa di Hindia Belanda bertanding dalam satu payung kompetisi dengan pribumi, dari sana seleksi skuad tim nasional Hindia Belanda mulai dilakukan.
Federasi NIVU dalam hal ini lebih menggagas tentang proses penyeleksian pemain untuk mengisi skuad Hindia Belanda. Mereka memantau "serangkaian pertandingan seleksi di seluruh Jawa antara bulan Desember 1937 dan Februari 1938," imbuh Karel.
Kontroversi mulai muncul mana kala NIVU tidak melibatkan perwakilan PSSI dalam proses seleksi skuad utama tim nasional yang akan berangkat ke Prancis—meskipun beberapa anggota PSSI hadir dalam pertandingan seleksi.
"Skuad yang akhirnya dipilih seluruhnya terdiri dari pemain dari federasi anggota NIVU," terusnya. Hal ini wajar karena NIVU sendiri yang menentukan seleksi yang dilakukan meskipun di dalamnya terdapat sejumlah pemain pribumi.
Kita bisa sebut contoh skuad yang diturunkan melawan Hungaria di Reims. Sejumlah pemainnya termasuk "tiga pemain 'Eropa' (semua lahir di Hindia Belanda), tiga pemain Jawa atau Sumatra, termasuk kapten tim, Achmad Nawir, dua orang Cina dan tiga orang keturunan Maluku," lanjutnya.
Achmad Nawir menjadi salah satu dari beberapa pribumi yang merasakan atmosfer Piala Dunia 1938. Ia juga teratat sebagai pemain Asia Tenggara pertama yang bermain di ajang Piala Dunia.
Source | : | RSSSF |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR