Nationalgeographic.co.id—Para Gorgon, yakni Stheno, Euryale, dan Medusa, adalah tiga anak perempuan Phorcys dan Ceto. Mereka adalah penjelmaan dari hal-hal yang membuat kebas dan menimbulkan kegemparan yang amat mengerikan yang diakibatkan oleh rasa takut.
"Mereka adalah monster bersayap yang menakutkan, yang tubuhnya ditutupi dengan sisik; ular yang menggeliat dan berkerumun di sekitar kepala mereka mendesis; tangan mereka terbuat dari tembaga; gigi mereka menyerupai gigi taring seekor babi hutan yang liar, dan seluruh wajah mereka begitu mengerikan, sehingga konon mereka mampu mengubah semua yang melihatnya menjadi batu," tulis E.M. Berens dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Mitologi dan Legenda Yunani & Romawi.
Pada awalnya tiga perempuan bersaudara yang mengerikan ini tinggal di daerah terpencil dan misterius di ujung Barat, di luar aliran suci Oceanus. Para Gorgon adalah pelayan Aides, yang memanfaatkan mereka untuk menakut-nakuti dan mempesonakan para shades agar terus dalam kondisi ketidaktentraman sebagai hukuman atas kejahatan-kejahatan mereka, sementara para Furies mencambuk dengan pecut dan menyiksa mereka terus menerus.
Yang paling terkenal dari tiga bersaudara itu adalah Medusa, karena hanya dia yang manusia. "Awalnya, dia adalah seorang gadis berambut keemasan dan sangat cantik," catat Berens.
Sebagai pendeta wanita Athena, Medusa diharuskan hidup melajang. Namun, karena dibujuk oleh Poseidon, yang juga dia cintai, dia melupakan sumpahnya dan kemudian menikah.
Pelanggaran ini menyebabkan ia dihukum oleh dewi dengan cara yang paling mengerikan. Setiap helai rambut berombaknya yang indah yang telah memesonakan suaminya, diubah
menjadi ular berbisa.
Baca Juga: Kisah Pilu Medusa, Wanita Cantik Dikutuk Menjadi Berambut Ular
Baca Juga: Bagaimana Perseus Menebas Kepala Medusa, Wanita Cantik Berambut Ular?
Baca Juga: Seperti Medusa, Virus Ini Mampu Mengubah Amoeba Menjadi ‘Batu’
Bukan cuma itu, matanya yang dulu lembut dan membangkitkan cinta sekarang menjadi merah karena sakit. Bola mata marah membangkitkan rasa takut dan jijik dalam pikiran orang-orang yang melihatnya. Sementara kulit yang dulu merona cerah dan putih susu berubah warna menjadi kehijauan yang menjijikkan.
Melihat dirinya berubah menjadi objek yang sangat menjjikkan, Medusa melarikan diri dari rumah dan tidak pernah kembali. Ia berkelana ke sana kemari, dibenci, ditakuti, dan dihindari oleh seluruh dunia. Dia berkembang menjadi sebuah karakter yang sesuai dengan penampilan luarnya.
Dalam keputusasaan, dia melarikan diri ke Afrika. Di sana, saat ia lewat dengan gelisah dari satu tempat ke tempat lain, bayi ular jatuh dari rambutnya. Menurut kepercayaan para leluhur, negara di Afrika itu kemudian menjadi sarang reptil berbisa ini.
Kutukan Athena atas dirinya membuat ia mampu mengubah siapapun yang menatapnya menjadi batu. Sampai akhirnya, setelah hidup dalam penderitaan, pembebasan datang padanya dalam bentuk kematian, di tangan Perseus.
Ketika para Gorgon dibicarakan dalam bentuk tunggal, Medusa-lah yang disinggung. Medusa adalah ibu dari Pegasus dan Chrysaor. Chrysaor adalah ayah dari raksasa berkepala tiga dan bersayap, Geryone, yang disembelih oleh Heracles.
Source | : | Kumpulan Mitologi dan Legenda Yunani & Romawi |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR