Seorang seniman memiliki kebebasan artistik, tetapi terkadang, pengemudi dan pemilik memiliki pendapat sendiri. “Sopir ini orang Kashmir, jadi dia meminta saya untuk menghias truknya dengan bendera Pakistan. Dia ingin menunjukkan patriotismenya kepada Pakistan,” kata Riaz.
Simbol kebanggaan dan rumah di atas roda bagi pengemudi, truk dipandang sebagai “pengantin yang berhijab”, kata Ali.
“Setiap inci ditutupi dengan motif yang hidup dan hiasan logam yang digantung meniru perhiasan,” katanya. Terkadang, pengemudi truk ingin seniman menggambar potret seorang politisi, bintang kriket, atau penyanyi yang mereka kagumi. Ali mengatakan jenis potret ini unik dan membedakan seni truk Pakistan dari seni kendaraan di seluruh dunia.
Seni truk sebagai media sosial berjalan
“Seni truk juga menjadi media sosial kami,” kata Anchan sambil tertawa. Misalnya ketika Imran Khan memenangkan piala dunia kriket tahun 1992, mereka melukis bintang kriket di truk. Ketika sebuah film menjadi hit, aktornya pun mendapat kehormatan untuk dilukis. Sambil mengikuti tren, seniman juga “menangkap” suasana hati Pakistan.
Sekarang seni truk juga menginspirasi budaya pop. Gambar truk Pakistan pun bermunculan di kaos, suvenir, dan tas.
Truk menjadi media untuk menyampaikan masalah sosial yang penting
Seniman dan aktivis juga menggunakan truk untuk mendidik dan menangani masalah sosial. Sangat penting untuk menggunakan alat yang peka terhadap budaya yang beresonansi dengan penduduk lokal. Seni truk adalah ekspresi seniman lokal. “Maka, truk menjadi papan iklan bergerak yang membawa pesan dari satu bagian Pakistan ke bagian lain,” kata antropolog dan pembuat film dokumenter Samar MinAllah Khan.
Khan bekerja dengan tim seniman truk untuk berbagi pesan. Biasanya pesan yang disampaikan seputar pernikahan anak, pelecehan seksual, pekerja rumah tangga, dan pembunuhan demi kehormatan.
Khan juga bekerja sama dengan Roshni, sebuah organisasi yang berbasis di Karachi untuk menemukan anak-anak yang hilang. Potret anak-anak yang hilang dilukis di bagian belakang truk dengan nomor saluran bantuan.
Selain itu, Khan mengatakan seni truk membantu mengatasi representasi stereotip pengemudi truk Pashtun. Sering dianggap sebagai ras pejuang, kebanyakan orang Pashtun tinggal di dekat wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan. “Seni truk mematahkan stigma melihat orang Pashtun sebagai laki-laki yang memegang senapan,” kata Khan.
Melalui seni truk, Anda merayakan sifat imajinatif orang Pashtun. Anda merayakan cinta mereka pada puisi dan seni.
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR