Dia adalah dokter pertama yang menunjukkan bahwa laring menghasilkan suara dan mengidentifikasi perbedaan antara darah vena dan arteri. Sebagai dokter pribadi kaisar, Galen mengembangkan pengetahuan anatomi dengan merawat gladiator. Ia juga melakukan pembedahan pada manusia dan hewan.
Makalah medis yang ditulisnya bahkan dijadikan referensi hingga sekitar tahun 1500-an.
Kunci kesehatan yang baik dianggap menjaga keseimbangan empat cairan penting di tubuh
Kesehatan dan emosi seseorang diatur oleh empat zat internal—darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam. Cairan penting ini terhubung ke empat kualitas unsur (panas, dingin, basah dan kering).
Dokter Romawi menghubungkan berbagai penyakit dengan ketidakseimbangan dalam cairan tubuh. Galen, misalnya, percaya kelebihan empedu hitam menyebabkan tumor kanker. Keseimbangan dapat dipulihkan melalui perawatan seperti membuang darah (bloodletting), muntah, enema, dan merangsang keringat.
Kesempatan untuk mempelajari anatomi manusia terbatas
Romawi kuno melarang pembedahan manusia karena masalah agama, etika, dan kesehatan masyarakat. Aturan ini tentu saja menghambat studi anatomi.
Dokter seperti Galen malah mengandalkan pembedahan hewan, khususnya babi dan primata karena struktur anatomi yang mirip dengan manusia. Pembedahan ini menjadi tontonan publik yang “menghibur”.
Profesi medis terbuka untuk wanita
Berdasarkan risalah medis, teks hukum dan prasasti pemakaman, wanita mempraktikkan pengobatan di zaman Romawi kuno. Meski dokter atau tabib wanita jarang, mereka biasanya bekerja sebagai bidan. Bidan bekerja di bawah bimbingan dokter untuk membantu persalinan dan memberikan obat kesuburan.
Jika ada tabib atau dokter wanita di Romawi, biasanya mereka berasal dari Yunani dan merupakan orang bebas. Sedangkan bidan umumnya adalah budak.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR