Kubis dianggap sebagai obat ajaib
Banyak dokter Romawi menghubungkan pola makan dengan kesehatan yang baik. Kubis disebut-sebut sebagai "makanan super" yang dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.
“Akan menjadi tugas yang panjang untuk membuat daftar manfaat kesehatan dari kubis,” tulis Plinius.
Baca Juga: Koin Langka Romawi Timur Mengungkap Ledakan Supernova 'Terlarang'
Baca Juga: Roh Penjaga Rumah Orang Romawi Memberi Kemakmuran Sekaligus Bencana
Baca Juga: Menelisik Awal Mula Cincin Tunangan, Berasal dari Zaman Romawi Kuno
Sejarawan Romawi Cato yang Tua membuat makalah sepanjang 2.000 kata tentang manfaat kubis di “De Agricultura”. Menurut Cato, sayuran itu menyembuhkan sakit kepala, gangguan penglihatan dan masalah pencernaan. Selain itu, kubis juga menyembuhkan luka, memar, luka dan dislokasi.
"Singkatnya, itu akan menyembuhkan semua organ dalam," tulis Cato. Ia bahkan menulis bahwa menghirup asap kubis rebus meningkatkan kesuburan. Yang terakhir, mandi air seni orang yang mengonsumsi banyak kubis juga dipercaya memiliki manfaat penyembuhan.
Menariknya, tidak ada pelatihan formal yang diperlukan untuk menjadi seorang dokter di Romawi Kuno. Siapa pun dapat mengambil gelar dokter atau tabib tanpa mengikuti ujian atau memenuhi serangkaian kualifikasi seperti sekarang.
Meski dianggap aneh di zaman modern, itulah beberapa kebiasaan normal dunia kedokteran di zaman Romawi kuno.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR