Nationalgeographic.co.id - Seismolog dari The Australian National University (ANU) telah mengembangkan metode baru untuk memindai bagian dalam planet di tata surya kita untuk memastikan apakah mereka memiliki inti di jantung keberadaannya.
Metode pemindaian ini, bekerja dengan cara yang mirip dengan pemindaian ultrasonik menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar tubuh pasien. Ini hanya membutuhkan satu seismometer di permukaan planet untuk bekerja. Ini juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi ukuran inti planet.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada 27 Oktober. Makalah tersebut diberi judul “Scanning for planetary cores with single-receiver intersource correlations.“
Peneliti menggunakan model ANU untuk memindai keseluruhan interior planet Mars. Mereka mengonfirmasi bahwa Planet Merah memiliki inti besar di pusatnya—sebuah teori yang pertama kali dikonfirmasi oleh tim ilmuwan pada tahun 2021.
Rekan penulis studi Profesor Hrvoje Tkalči, dari ANU, mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan menggunakan teknik ANU, para peneliti menentukan bahwa inti Mars, yang lebih kecil dari Bumi, berdiameter sekitar 3.620 kilometer.
"Penelitian kami menyajikan metode inovatif menggunakan instrumen tunggal untuk memindai interior planet mana pun dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.
Mengonfirmasi keberadaan inti planet, yang oleh para peneliti disebut sebagai "ruang mesin" semua planet, dapat membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang masa lalu dan evolusi planet. Ini juga dapat membantu para ilmuwan menentukan pada titik mana dalam sejarah planet sebuah medan magnet terbentuk dan tidak ada lagi.
Inti memainkan peran aktif dalam mempertahankan medan magnet planet. Dalam kasus Mars, ini bisa membantu menjelaskan mengapa tidak seperti Bumi, Planet Merah tidak lagi memiliki medan magnet—sesuatu yang sangat penting untuk menopang semua bentuk kehidupan.
"Pemodelan menunjukkan bahwa inti Mars adalah cair dan meskipun sebagian besar terdiri dari besi dan nikel, itu juga bisa mengandung unsur-unsur ringan seperti hidrogen dan belerang. Unsur-unsur ini dapat mengubah kemampuan inti untuk mengangkut panas," tutur penulis Dr. Sheng Wang, yang juga dari ANU. "Medan magnet penting karena melindungi kita dari radiasi kosmis, itulah sebabnya kehidupan di Bumi mungkin terjadi."
Menggunakan seismometer tunggal di permukaan Mars, tim ANU mengukur jenis gelombang seismik tertentu. Gelombang seismik, yang dipicu oleh gempa bumi, mengeluarkan spektrum sinyal, atau "gema" yang berubah seiring waktu saat mereka bergema di seluruh interior Mars.
Gelombang seismik ini menembus dan memantul dari inti Mars.
Baca Juga: Dari Mana Cairan di Mars Berasal? Peneliti Temukan Petunjuk Baru
Baca Juga: Dengan Mengukur Gempa, Peneliti Mencoba Membedah Isi Planet Mars
Baca Juga: Pertama Kalinya, Para Ilmuwan Memetakan Interior Planet Selain Bumi
Profesor Tkalčić mengatakan para peneliti tertarik pada sinyal "terlambat" dan "lebih lemah" yang dapat bertahan beberapa jam setelah dipancarkan dari gempa, dampak meteoroid, dan sumber lainnya.
"Meskipun sinyal terlambat ini tampak berisik dan tidak berguna, kesamaan antara sinyal lemah yang direkam di berbagai lokasi di Mars ini memanifestasikan dirinya sebagai sinyal baru yang mengungkapkan keberadaan inti besar di jantung Planet Merah," kata Tkalči. "Kami dapat menentukan seberapa jauh gelombang seismik ini berjalan untuk mencapai inti Mars, tetapi juga kecepatan mereka melakukan perjalanan melalui interior Mars. Data ini membantu kami membuat perkiraan tentang ukuran inti Mars."
Para peneliti berharap teknik baru yang dikembangkan ANU yang melibatkan seismometer tunggal ini dapat digunakan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang tetangga planet kita yang lain, termasuk bulan.
"Meskipun ada banyak penelitian tentang inti planet, gambar yang kita miliki tentang interior planet masih sangat kabur. Tetapi dengan instrumen dan metode baru seperti kita, kita akan bisa mendapatkan gambar yang lebih tajam yang akan membantu kita menjawab pertanyaan seperti itu. Seberapa besar inti dan apakah mereka berbentuk padat atau cair,” jelas Wang. "Metode kami bahkan dapat digunakan untuk menganalisis bulan-bulan Jupiter dan planet-planet luar tata surya yang padat."
Untuk melakukan penelitian mereka, para ilmuwan ANU menggunakan data yang dikumpulkan dari seismometer yang terpasang pada pendarat InSight NASA, yang telah mengumpulkan informasi tentang gempa mars, cuaca Mars, dan interior planet sejak mendarat di Mars pada 2018.
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR