Nationalgeographic.co.id - Di zaman Romawi kuno, ada beberapa cara untuk menyingkirkan musuh atau lawan yang tidak diinginkan. Racun menjadi salah satu cara paling populer pada periode awal kekaisaran. Meski ampuh, peracunan massal sekelompok orang penting di Romawi kuno membuat banyak orang terkejut. Siapa yang berani melakukannya?
Pada tahun 331 Sebelum Masehi, sekelompok orang berpangkat tinggi meninggal karena penyakit. Namun sejarawan Titus Livius Patavinus “Livy” dalam The History of Rome menyatakan bahwa penyebabnya adalah racun.
Seorang budak mengungkapkan kebenaran
Seperti yang diceritakan Livy, tahun itu, sejumlah pejabat besar di Republik Romawi jatuh sakit karena penyakit misterius. “Sebagian besar bahkan sekarat,” tulis Carly Silver di laman Ancient Origins.
Saat itu, banyak yang mengira bahwa epidemi yang sedang melanda Roma menjadi penyebab kematian orang-orang penting tersebut.
Tidak ada yang yakin mengenai penyebabnya, sampai seorang pelayan wanita datang ke Quintus Fabius Maximus, curule aedile. Sang pelayan menyatakan bahwa ia akan mengungkapkan penyebab bencana besar itu. Ia bersedia berkata jujur asalkan syarat yang diajukan dipenuhi yaitu sang pelayan tidak akan menderita karena kesaksiannya.
Pelayan wanita yang juga juga seorang budak itu akan mendapatkan kekebalan karena bersaksi melawan pihak yang bersalah. Begitu mendapatkan kesepakatannya, budak itu mengungkapkan bahwa Roma telah “dipengaruhi oleh praktik kriminal para wanita”. Yang dimaksud “para wanita” itu adalah wanita kelas atas.
Konspirasi di Romawi kuno
Penyelidikan pun segera dilakukan berdasarkan laporan pelayan itu. Polisi proto mengikuti informan secara diam-diam.
Mereka menemukan pelaku dan racun yang digunakan. Bahan yang mengancam nyawa sekelompok orang penting itu pun segera diselidiki di Forum.
Sekitar 20 orang wanita dipanggil. Pemimpinnya, dua orang wanita ningrat yang bernama Sergia dan Cornelia, mengeklaim khasiat bahan itu untuk kesehatan, alih-alih mematikan. Mereka menyangkal semua tuduhan.
Wanita tertuduh menenggak racun di depan umum
“Informan budak membantah pernyataan bahwa ramuan itu berkhasiat untuk kesehatan,” tambah Silver. Ia pun menantang para wanita untuk meminum ramuan itu jika memang baik untuk kesehatan.
Setelah mendiskusikannya di antara mereka sendiri, kedua puluh wanita kelas atas itu pun menenggak racun itu. Hasilnya? mereka semuanya mati setelah menenggak ramuan itu.
Mengapa sidang massal ini dilakukan di depan umum, di pengadilan pidana, dan bukan secara pribadi? Karena ini bukan hanya tentang keluarga. Sekelompok wanita ini mencoba untuk membongkar seluruh tatanan masyarakat Romawi. Setelah sidang, konspirasi dengan cepat dibongkar.
Baca Juga: Pengadilan Yunani Kuno Atas Socrates, Apa yang Menyebabkannya Dihukum?
Baca Juga: Caracalla Adalah Kaisar Romawi yang Diduga Psikopat dan Haus Darah
Baca Juga: Meninggal dengan Misterius di Usia 32 Tahun, Inikah Penyebab Kematian Alexander the Great?
Terungkap bahwa 170 matron terlibat dan dinyatakan bersalah (sumber lain, kemudian menyebutkan angka 370, meskipun kedua angka itu mungkin dilebih-lebihkan).
Livy mengeklaim bahwa, pada titik ini, keracunan massal sangat jarang. Saat itu, publik menganggapnya sebagai contoh kegilaan daripada "niat jahat."
Mengapa para wanita kelas atas meracuni orang Romawi yang memiliki pangkat tinggi?
Mengapa para wanita ini meracuni begitu banyak orang Romawi berpangkat tinggi? Para sarjana berpendapat, mereka mengabaikan pemimpin laki-laki dalam upaya untuk mengamankan hak yang sama bagi perempuan. Profesor Richard Bauman dari Indiana University Bloomington berpendapat bahwa para wanita bangsawan ini membunuh suami mereka sebagai bagian dari pemberontakan melawan pernikahan Romawi.
Sekelompok wanita tersebut melakukan tindakan ekstrem untuk membebaskan diri mereka sendiri dan orang lain.
Yang lain berpendapat bahwa epidemi kehidupan nyata memang hanya itu—penyakit yang menyebar luas. Namun alih-alih menyalahkan penyakit, orang-orang memilih racun yang menjadi penyebab kematian dan malah mencari kambing hitam.
Insiden keracunan massal di Romawi awal biasanya bertepatan dengan krisis seperti perang dan epidemi. Takhayul dan keyakinan bahwa kambing hitam akan menyelesaikan masalah biasanya dapat menjadi faktor penentu. Livy pun mengungkapkan bahwa upacara yang diadakan untuk “membersihkan” kota dan penduduknya dari roh gelap. Jadi, mungkin karena alasan ini, para wanita itu dikurbankan.
Namun mungkin yang paling penting dari kisah keracunan massal ini adalah asosiasi berbagai lapisan wanita dengan pembunuhan rahasia, peracunan, dan konspirasi.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR