Nationalgeographic.co.id—Kisah tragis ini datang dari Anne Boleyn sang istri kedua dari Raja Henry VIII. Raja Henry merupakan seorang pemimpin dari Kerajaan Inggris yang mulai bertakhta pada tahun 1509.
Awalnya Anne adalah bagian dari pernikahan Henry VIII, di mana ia berperan sebagai pengiring pengantin untuk istri pertama Henry, Catherine dari Aragon, yang dinikahinya pada tahun 1509 hingga 1533.
Semenjak pertemuannya itu, sang raja jatuh cinta pada Boleyn dan mengejarnya, tetapi Boleyn kala itu menolak untuk menjadi nyonya dari Henry. Agar Henry VIII dapat menikahi Anne Boleyn, pernikahannya dengan Catherine dari Aragon harus segera diakhiri.
Meski sempat mendapat penolakan dari gereja untuk menceraikan istri pertamanya, Henry terus menggugat. Namun, sekeras mungkin Henry mencoba, gereja menolak gugatan cerainya. Melihat usaha keras Henry membuat Anne luluh.
Ia akhirnya menikah diam-diam dengan Anne Boleyn pada Januari 1533, menyebabkan Henry VIII dan Uskup Agung Canterbury saat itu, Thomas Cranmer, dikucilkan dari gereja Katolik. Hal inilah yang menyebabkan pendirian Gereja Inggris, sebuah langkah besar dalam Reformasi yang menambahkan Inggris ke dalam daftar negara-negara Protestan.
Meskipun berhasil menikah, namun kehidupan mereka tidak menjadi harmonis. Hal itu disebabkan karena "Anne Boleyn gagal melahirkan ahli waris laki-laki," tulis Pia Catton kepada History dalam sebuah artikel berjudul How Anne Boleyn Lost Her Head yang terbit pada 9 April 2020.
Pada tahun 1533, ia melahirkan seorang anak perempuan, yang akan tumbuh menjadi Ratu Elizabeth I. Beberapa tahun kemudian, Anne hamil lagi, tetapi kali ini ia mengalami keguguran dan satu-satunya anak laki-laki yang diidamkan, terlahir mati pada Januari 1536.
Pada saat itu, Henry yang frustasi memutuskan untuk membuat sensasi. Ia telah melakukan hubungan perzinahan dengan dua pelayan kehormatan Ratu, Madge Shelton dan Jane Seymour.
Sementara itu, Anne Boleyn dan Cromwell berselisih soal kebijakan luar negeri dan keuangan raja. Cromwell adalah bagian dari komisi rahasia yang diutus untuk menyiapkan sejumlah tuduhan palsu kepada Anne.
Sejarawan berspekulasi bahwa ayah Anne yang mengetahui percobaan pembunuhan terhadap anaknya, mungkin mencoba memperingatkan tentang situasi tersebut. Tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan.
Anne Boleyn dituduh melakukan hubungan seksual dengan laki-laki anggota pengadilannya, yang dalam beberapa kasus disiksa dan dipaksa untuk membuat pengakuan. Selain itu, Anne juga dituduh melakukan inses dengan saudaranya sendiri dan menggunakan ilmu sihir untuk menyihir raja.
Baca Juga: Teror Hantu: Kisah Ngeri dari Istri Raja Henry VIII yang Dipenggal
Baca Juga: Mengenal Groom of The Stool, Profesi Menyeka Kotoran Raja Inggris
Baca Juga: Diserang Nazi, Raja Inggris Sembunyikan Mahkota Dalam Kaleng Biskuit
Anne Boleyn dikirim ke tahanan sementara di Menara London dan persidangannya bergulir pada 15 Mei 1536. Dia dinyatakan bersalah oleh juri yang termasuk pamannya sendiri dan mantan tunangannya.
Sang ratu dirundung pilu karena sejumlah tuduhan yang menghampirinya. Waktu penghakimannya semakin dekat dan menyisakan kekecewaan terhadap sejumlah oknum yang menjatuhkannya.
Anne Boleyn akhirnya dieksekusi mati pada 1536 dengan dipenggal kepalanya. Setelah kematiannya, Henry VIII membuka jalan untuk menikahi Seymour. Pernikahannya dilangsungkan pada 30 Mei 1536, hanya beberapa hari setelah eksekusi Boleyn.
Source | : | History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR