Namun karya-karya Burton menunjukkan berapa banyak lagi yang terlibat dalam penggalian dan namanya tidak pernah terungkap.
“Bahkan hari ini, sama sekali tidak ada yang akan berhasil tanpa orang Mesir dan anggota tim Mesir,” kata Dr. Daniela Rosenow, co-kurator pameran Tutankhamun: Excavating the Archive.
“Kita bisa lihat di foto-fotonya, Carter mempekerjakan sekitar 50 pekerja lokal tambahan dan puluhan anak-anak. Ini merupakan praktik standar pada masa itu.”
Para arkeolog Eropa menulis buku harian dan jurnal, tetapi sebagian besar orang Mesir mungkin tidak bisa membaca atau menulis kala itu.
Apa yang mereka lakukan adalah pulang pada malam hari dan memberi tahu keluarga mereka apa yang telah mereka lihat. “Berkat foto Burton, kita bisa menilai kontribusi dan melihat peran penting mereka dalam penggalian,” Rosenow menambahkan.
Sebagai putra seorang seniman, Carter tidak memiliki pelatihan arkeologi formal. Maka tidak heran jika ia mengandalkan tenaga kerja Mesir untuk memahami lanskap saat berburu makam yang hilang.
Dibandingkan dengan banyak rekan kelas atas saat itu, Carter adalah pembela setia staf Mesirnya. Dia dipecat dari pekerjaan sebelumnya karena membela penjaga Mesir. Penjaga itu berselisih dengan sekelompok turis barat yang menginginkan akses ke situs terlarang.
Mandornya Ahmed Gerigar menjadi salah satu dari sedikit nama orang Mesir yang diungkap oleh Carter. Gerigar mengorganisir lusinan pekerja. Tetapi arsiparis tidak dapat memasukkan namanya ke foto di arsip. “Hanya sedikit yang diketahui tentang dia atau rekan kerjanya,” Peachey mengungkapkan.
Tugas berat para pekerja lokal
Foto-foto lain menunjukkan banyak pekerja lokal Mesir yang dipekerjakan untuk tugas-tugas tersulit. Mereka memindahkan harta karun yang dikemas dari Lembah Para Raja pada tahap pertama perjalanan 640 km dengan tongkang ke Kairo.
Mei 1923, 50 orang Mesir bekerja selama 18 jam selama dua hari. Mereka memindahkan 34 peti sejauh 80 km ke sungai terdekat. Bayangkan para pekerja itu harus mengangkut beban saat matahari bersinar sangat terik.
Source | : | The National News |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR