Nationalgeographic.co.id—Ada banyak profesi unik di zaman Romawi kuno. Salah satunya adalah praegustator atau pencicip makanan.
Kualitas makanan yang ditawarkan pada jamuan kekaisaran Romawi tidaklah membuat orang-orang Romawi enggan untuk membaginya. Sebab, keracunan telah menjadi perhatian publik di Roma setidaknya sejak tahun 331 Sebelum Masehi.
Secara problematis, tuduhan keracunan awal muncul pada saat yang sama dengan gelombang wabah dan penyakit sampar. Di waktu bersamaan, ketidakmampuan pemeriksaan post-mortem Romawi membuat hampir tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian setiap orang.
Pada masa Kekaisaran Romawi, setelah tahun 31 Sebelum Masehi, keracunan telah menyebar luas. Orang-orang akan menggunakan racun untuk sejumlah alasan: mulai dari menyingkirkan musuh politik hingga memastikan warisan hingga menyingkirkan anggota keluarga yang menyebalkan. Hal itu tentu menjadi perhatian besar di istana kekaisaran.
Hal itu mungkin juga menghantui pikiran para suami yang selingkuh dan pedagang kasar di rumah tangga di seluruh kota dan di sekitar kekaisaran. Perbedaannya, tidak seperti kebanyakan keluarga "biasa", para kaisar mampu mengambil tindakan pencegahan.
Salah satu caranya mungkin dengan ramuan. Juvenal, seorang satiris Romawi, menyebutkan seorang pria mengambil anti-racun untuk melindungi dirinya dari istrinya, meskipun akhirnya gagal melindungi dirinya dari ayunan kapak istrinya.
Ramuan anti-racun hanyalah satu upaya di luar upaya lainnya yang lebih penting. Menurut catatan History Collection, metode paling umum yang diambil oleh kaisar untuk mencegah keracunan adalah menyewa seorang pencicip makanan profesional.
Pencicip makanan profesional ini disebut sebagai sang praegustator. Dan yang lebih aneh lagi, jumlah orang yang menekuni profesi ini selama kekaisaran awal cukup banyak untuk membentuk kolegium atau serikat pekerja mereka sendiri.
Pekerjaan itu pasti ada sisi baiknya. Ketimbang menerima jatah pakan ayam yang disediakan untuk para budak ataupun orang merdeka (budak yang baru dimerdekakan), praegustator akan memiliki hak istimewa untuk melahap beberapa hidangan kekaisaran yang lezat.
Sisi negatifnya, bagaimanapun, adalah bahwa salah satu dari makanan lezat ini bisa menyebabkan kematian yang menyiksa. Ya, orang-orang dengan profesi ini tentu saja bakal rentan untuk mati keracunan.
Baca Juga: Tujuh Penemuan Romawi Kuno: Inovasi yang Berguna hingga Sekarang
Baca Juga: Apa Perbedaan antara Kehidupan Romawi Kuno dengan Yunani Kuno?
Baca Juga: Beda Praktik Perkawinan Sedarah di Era Yunani Kuno dan Romawi Kuno
Ada beberapa contoh catatan bagaimana orang dengan profesi ini bekerja di zaman kuno. Salah satu contohnya, sebelum Pertempuran Actium, Mark Antony membuat praegustatornya bekerja keras. Antony memiliki paranoid bahwa salah satu dari banyak musuhnya mungkin akan membunuhnya.
Pekerjaan pengecap racun kekaisaran menjadi lebih aneh setidaknya di bawah pemerintahan Nero. Atas titah Kaisar Nero, seorang praegustator bisa berubah menjadi peracun kekaisaran.
Bersama ibunya Agrippina, Nero menggunakan jasa peracun terampil Locusta untuk menyingkirkan musuh-musuh mereka. Di antara dugaan korbannya adalah kaisar Claudius (laporan lain menunjukkan dia diracuni oleh praegustatornya sendiri) dan saudara tiri Nero, sekaligus putra Claudius, Britannicus.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR