Nationalgeographic.co.id - Gerakan Menuju Smart City 2022 telah berhasil membimbing 50 kota/kabupaten dalam menyusun rencana induk pembangunan berbasis kota cerdas (smart city).
Rencana induk tersebut menjadi acuan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam berinovasi untuk mewujudkan kesejahteraan warga.
Dua dari enam pilar smart city adalah smart branding dan smart economy.
Pendekatan smart branding bertujuan meningkatkan citra kota/kabupaten di mata masyarakat maupun pelaku industri. Sementara smart economy bertujuan menciptakan ekosistem ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Meningkatkan citra kota
Salah satu contoh inovasi smart branding yang lahir dari Gerakan Menuju Smart City 2022 adalah Kampoeng Kuliner di Kota Dumai. Tempat wisata kuliner yang berlokasi di Taman Bukit Gelanggang ini menghadirkan 40 pelaku UMKM lokal dengan beragam jenis makanan dan minuman khas Dumai.
Untuk memudahkan transaksi nontunai, Kampoeng Kuliner juga didukung pembayaran QRIS dan sarana pendukung pembayaran cashless lainnya.
Dengan begitu, setiap pelaku UMKM secara otomatis telah terhubung dengan layanan perbankan. Pengunjung pun memperoleh kemudahan dalam bertransaksi.
Serupa dengan Kota Dumai, Kabupaten Mojokerto juga memiliki program pameran budaya, wisata, dan ekonomi kreatif bertajuk “Mojo Culture Festival”.
Nantinya, program ini akan dihadirkan di tempat-tempat yang menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Mojokerto.
Inovasi sedikit berbeda dilakukan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pemkab PPU mendongkrak potensi pariwisata mereka dengan membuat situs web bertajuk Pusat Promosi dan Informasi Pariwisata (Puspita).
Selain memuat informasi tentang lokasi wisata, Puspita juga mempromosikan UMKM milik warga di sekitarnya.
Ke depan, Puspita akan dilengkapi dengan database hotel, vila, serta rumah makan. Diharapkan, inovasi ini dapat membantu mendongkrak pariwisata dan ekonomi masyarakat di PPU.
Baca Juga: Gerakan Menuju Smart City 2022, Majukan Bangsa dengan Inovasi dan Digitalisasi
Bangkitkan Ekonomi Warga
Beralih ke pilar smart economy, tiga kabupaten di atas juga memiliki sejumlah inovasi. Kabupaten Mojokerto membuat Klinik Bisnis On The Way untuk mewujudkan mendukung pelaku UMKM.
Sebanyak 41.269 pelaku UMKM telah menikmati fasilitas konseling tentang kualitas dan diversifikasi produk, legalitas usaha, hingga konsultasi bagi calon wirausaha baru melalui klinik bisnis tersebut.
Sedangkan di Kota Dumai, pemerintah setempat membuat sistem pelayanan ketenagakerjaan bernama SiNaker. Aplikasi berbasis smartphone ini dirancang untuk membantu masyarakat Kota Dumai dalam mencari pekerjaan.
Warga sedang mencari pekerjaan bisa mendapatkan sejumlah akses layanan publik terkait melalui aplikasi ini, mulai dari pembuatan kartu AK1 (kartu tanda pencari kerja) sampai program pelatihan bersertifikasi dari pemerintah.
Aplikasi yang akan dirilis dalam waktu dekat ini juga akan dilengkapi dengan dukungan informasi BPJS Ketenagakerjaan, sehingga masyarakat dapat mengetahui status pembayaran jaminan sosial yang dibayarkan perusahaan.
Baca Juga: Sosialisasikan Aplikasi Sideka, Kemenkominfo: Pengembangan Smart City Dimulai dari Desa
Sementara di PPU, informasi tentang harga sembako dari para pedagang dikumpulkan dalam Sistem Informasi Harga Pasar (SIHARPA). Lewat SIHARPA, masyarakat dapat mengetahui info terkini tentang harga pangan yang ada di seluruh pasar di PPU.
Untuk menjangkau lebih banyak kalangan, Dinas Ketahanan Pangan PPU juga telah menyampaikan informasi harga pangan melalui media sosial Instagram dan Facebook @ketahananpangan.ppu.
Ke depan, program ini juga akan dilengkapi dengan dukungan transaksi jual beli melalui aplikasi atau website.
Berbagai inovasi yang dihadirkan ketiga daerah tersebut menggambarkan keberhasilan dari Gerakan Menuju Smart City 2022.
Ada banyak inovasi lain yang lahir dari gerakan ini, karena 50 kota/kabupaten peserta Gerakan Menuju Smart City 2022 memiliki inovasi sesuai karakteristik masing-masing.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Yohanes Enggar |
KOMENTAR