Nationalgeographic.co.id -- Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) 2022 resmi ditutup pada Rabu (1/12/2022) dengan seminar dan konferensi. Pada acara tersebut, sebanyak tujuh kota/kabupaten peserta program periode 2017-2021 dianugerahi penghargaan atas program-program inovatif yang telah dibuat dalam masterplan kota cerdas.
Penilaian dilakukan dengan proses evaluasi oleh tim penilai yang terdiri dari akademisi, praktisi, serta kementerian terkait. Proses evaluasi berlangsung sejak awal Oktober 2022.
Penilaian dilakukan dengan beberapa indikator yang mengukur peningkatan kualitas warga maupun kualitas pelayanan birokrasi. Contohnya nilai pendapatan daerah, nilai Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, angka kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, dan lain sebagainya.
Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan survei langsung kepada warga. Tim penilai memberikan pertanyaan terkait program yang telah dilakukan oleh pemerintah kota dan kabupaten. Survei diharapkan dapat menangkap dampak langsung inisiatif kota cerdas terhadap kehidupan masyarakat.
Penghargaan dibagi ke dalam enam pilar smart city, yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Satu kategori lain adalah kota dan kabupaten di sekitar Kawasan Wisata Prioritas Nasional, yang mengikuti Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) pada 2021.
Berikut adalah tujuh kota dan kabupaten serta kategori penghargaan yang diterima.
Smart Governance: Pemerintah Kota Bandung
Pandemi telah mengubah secara drastis cara masyarakat mengakses layanan. Kini, masyarakat sudah terbiasa (bahkan lebih memilih) layanan berbasis digital karena lebih praktis, cepat, dan efisien.
Perubahan ini pun langsung direspon oleh Pemerintah Kota Bandung. Seperti diungkap Yana Mulyana (Walikota Bandung), Pemerintah Kota Bandung kini sudah mendigitalisasi hampir semua layanan.
“Pandemi ini telah mendorong munculnya aplikasi digital yang meminimalisir kontak fisik,” ungkap Yana.
Contohnya e-Spasi atau sistem pendaftaran online 24 jam, Anjungan KIA (Kartu Identitas Anak), sampai Ruang Galeri yang merupakan ruang monitoring pelayanan kependudukan di Kantor Disdukcapil maupun kecamatan.
Yang juga menarik, Pemerintah Kota Bandung juga serius melakukan pengawasan terkait data publik. Saat ini, mereka telah mengadopsi standar ISO 27001 dan membentuk tim untuk memastikan keamanan data publik.
Semua inisiatif inilah yang membuat Kota Bandung mendapat penghargaan dari Smart Governance. Selain aktif mendorong digitalisasi proses bisnis, mereka juga serius dalam mengamankan data publik.
Smart Branding: Pemerintah Kota Surakarta
Berkat kekayaan sejarah dan budayanya, Kota Surakarta telah lama menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara. Meski begitu, Pemerintah Kota Surakarta tetap berbenah untuk meningkatkan citra kota. Contohnya dengan menggelar festival bertaraf internasional seperti Mask Festival, Solo City Jazz, Solo International Ethnic Music, dan masih banyak lagi.
Bahkan Pemerintah Kota Solo menggelar Java Fashion Week di seputaran Menara Eiffel, Paris. Diiringi alunan suara Anggun C. Sasmi, tarian 28 penari, dan orkestra gamelan, acara ini mencoba mengangkat produk UMKM Kota Surakarta ke tingkat global.
Keunikan lain yang coba dijual Kota Surakarta adalah moda transportasi darat yang lengkap. Mulai dari angkutan tradisional seperti andong atau kereta uap, sampai transportasi modern seperti mobil wisata listrik.
Semua keunikan ini dengan mudah diakses melalui aplikasi digital yang disebut Solo Destination. Di aplikasi ini, wisatawan bisa mendapatkan informasi yang relevan seperti obyek wisata, kuliner khas kota, sampai informasi transportasi. Saat ini, Solo Destination pun menjadi super apps yang juga menyediakan fitur buat warga kota, seperti pembayaran pajak atau perizinan.
Smart Economy: Kota Semarang
Seperti daerah lain di Indonesia, Kota Semarang merasakan dampak ekonomi akibat pandemi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang sempat minus 1,61% di tahun 2020. Namun Kota Semarang berhasil bangkit lebih cepat dan mencatat pertumbuhan ekonomi 5,16% di tahun 2021, dan diprediksi menembus angka 6% di tahun 2022 ini.
Kunci sukses Kota Semarang ini terletak pada kolaborasi yang erat antar OPD maupun pemangku kepentingan lain. Seperti diungkap Plt Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu, integrasi data dan aplikasi membuat pemerintahannya dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan akurat. Contohnya saat terjadi penurunan pembelian langsung akibat pandemi, pihaknya langsung menggandeng marketplace untuk memasarkan produk UMKM Kota Semarang.
Kolaborasi dengan pelaku industri juga tercermin dari fasilitas Semarang Digital Kreatif (SDK). Di tempat ini, komunitas dan pelaku UMKM dapat berkreasi bersama meningkatkan produk. Disediakan pelatihan foto dan pengemasan (packaging) kepada pelaku UMKM agar menarik perhatian saat dijual secara online.
Smart Society: Kota Yogyakarta
Pandemi yang terjadi dalam dua terakhir telah memukul berbagai sektor, termasuk sektor UMKM. Hal ini pun menjadi perhatian Pemerintah Kota Yogyakarta yang kemudian mengembangkan inisiatif Gandeng Gendong. Melalui program ini, pelaku UMKM kuliner di Kota Jogja dapat mendaftarkan produknya.
Setelah itu, ada regulasi yang mengharuskan setiap aktivitas di Pemerintahan Kota Jogja untuk menggunakan produk yang terdaftar di Gandeng Gendong. Dengan begitu, akan tercipta ekosistem yang saling menguntungkan antar pemerintah dan warga.
Menurut Sumadi (Pejabat Walikota Yogyakarta), Gandeng Gendong adalah program pentahelic yang melibatkan kolaborasi 5K, yaitu Kota, Kampung, Komunitas, Korporasi, dan Kampus. Selain Gandeng Gendong, kolaborasi ini juga memunculkan aktivitas kreatif berbasis digital. Caranya dengan menggandeng komunitas dan korporasi di program peningkatan kemampuan digital terhadap warga.
Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri memfasilitasi kegiatan itu dengan menyediakan WiFi gratis. “Saat ini sudah ada 908 titik WiFi gratis yang tersebar di ruang terbuka hijau, kelurahan, sekolah, balai warga, puskesmas, dan lokasi publik lainnya,” tambah Sumadi. Yang menarik, fasilitas WiFi gratis ini pun tidak melulu berasal dari APBD, namun juga sumbangan dari pihak swasta.
Smart Living: Kabupaten Demak
Kabupaten Demak terpilih sebagai pemenang kategori Smart Living berkat keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas hidup warga. Keberhasilan tersebut bisa dilihat dari berbagai indikator, terutama kesehatan warga.
Contohnya, angka stunting di Kabupaten Demak turun drastis dari 4,1 persen di tahun 2021 menjadi 2,9 persen di tahun 2022. Indikator kesehatan lainnya pun mengalami peningkatan, seperti imunisasi balita di angka 91.8 persen dan persalinan di fasilitas kesehatan mencapai 100 persen.
“Artinya setiap persalinan di Kota Demak di bawah pengawasan tenaga kesehatan profesional,” ungkap Eisti’anah, Bupati Demak.
Eisti’anah sendiri menyebut, kunci keberhasilan ini terletak pada kolaborasi. “Berbagai kolaborasi kami lakukan untuk mencegah stunting, termasuk kerja sama dengan berbagai pihak,” ungkap bupati yang juga seorang dokter tersebut. Pemanfaatan digitalisasi pun dilakukan dengan menyediakan aplikasi Cengkeraman Mata Elang. Aplikasi ini berfungsi sebagai sarana komunikasi antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang ada di Kabupaten Demak.
Kebahagiaan warga pun ditunjang dengan kegiatan kemasyarakatan yang inklusif, seperti Tembiring Creative Fun (TCF). Acara mingguan ini menjadi ajang ruang temu pelaku seni, UMKM, dan ekonomi kreatif di Kabupaten Demak. Melalui acara ini, warga bisa bersosialisasi dan menikmati hiburan yang berujung pada peningkatan kebahagiaan warga.
Smart Environment: Kota Madiun
Kota Madiun memiliki lokasi yang unik karena diapit oleh 11 kabupaten dengan total penduduk 10 juta. Keunikan ini pun menjadi potensi yang coba dimanfaatkan Pemerintah Kota Madiun dengan membuat destinasi wisata yang menarik wisatawan sekitar.
Akan tetapi, Kota Madiun sebenarnya memiliki masalah klasik, yaitu banjir. Kegiatan ekonomi warga juga menyebabkan kondisi kota yang kotor dan kumuh.
Faktor lingkungan inilah yang kemudian menjadi fokus pembangunan kota cerdas di Kota Madiun. Beberapa inovasi pun dilakukan, seperti membangun kantong air dan sumur resapan di daerah rawan banjir. Selain itu, Pemerintah Kota Madiun membuat sistem ducting alias jaringan jaringan listrik dan komunikasi di bawah tanah. Sistem ducting ini pun memungkinkan trotoar yang lebih nyaman karena tidak ada kabel yang berseliweran.
Sementara untuk penanganan sampah, Pemerintah Kota Madiun melakukan berbagai program. Salah satu contohnya program Merambah Emas (Mengubah Sampah menjadi Emas) yang merupakan program bank sampah untuk warga. Warga dididik untuk memilah sampah dari rumah, kemudian menyerahkannya ke bank sampah untuk mendapatkan insentif finansial. Dengan kerjasama dengan Pegadaian, insentif ini pun bisa diubah menjadi tabungan emas.
Berkat semua inovasi itu, wajah Kota Madiun pun perlahan berubah. Banjir berkurang, kebersihan pun meningkat. “Kini banjirnya bukan air, tapi banjir manusia,” ungkap Drs. H. Maidi, S.H., M.M., M.Pd.(Walikota Madiun) merujuk semakin meningkatnya kunjungan warga sekitar ke Kota Madiun.
Kategori Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional: Kabupaten Wonogiri
Sebagai kabupaten di sekitar Borobudur, Kabupaten Wonogiri dinilai berhasil dalam mengembangkan konsep kota cerdas yang mendukung pengembangan wisata prioritas. Bukan saja dalam menghadirkan lokasi wisata alternatif, namun juga pengembangan kemampuan warga agar siap menjadi bagian dari pengembangan wisata tersebut.
Salah satu inovasi wisata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonogiri adalah pengembangan situs Tourist Information Center berisi informasi yang dibutuhkan wisatawan. Informasi meliputi akomodasi, transportasi, informasi wisata, dan lain sebagainya. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri juga telah membangun enam desa wisata yang mengedepankan objek wisata Danau Gadjah Mungkur.
Inovasi kota cerdas di Kabupaten Wonogiri juga dilakukan dengan melibatkan warga masyarakat. Contohnya dengan menyelenggarakan pelatihan soft skills bagi anak muda agar mereka siap bekerja. Contoh lain adalah asuransi ternak yang merupakan program subsidi bagi warga pemilik ternak. Melalui program ini, diharapkan peternak memiliki sistem perlindungan jika ternaknya mengalami kejadian yang tak diharapkan.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR