“Sangat menarik bahwa wasit Liga Premier tampaknya kurang rentan dibandingkan wasit yang kurang berpengalaman di divisi bawah--ada berbagai alasan mengapa hal itu terjadi. Misalnya, di Liga Primer, psikolog telah diperkenalkan untuk bekerja dengan wasit dan inovasi teknologi, seperti teknologi garis gawang dan video asisten wasit (VAR), telah diperkenalkan untuk membantu wasit dalam kinerjanya," terang rekan peneliti Tom Webb.
Tom Webb adalah dosen senior di School of Sport, Health & Exercise Science, University of Portsmouth. Dia menambahkan, "pertumbuhan Liga Permier telah menyebabkan peningkatan investasi pada wasit profesional dan potensi kesenjangan yang lebih luas muncul antara wasit itu dan wasit yang bekerja dalam permainan profesional di liga yang lebih rendah," tambahnya.
Tentunya penelitian ini memberi pemahaman bagaimana wasit bisa dipengaruhi, dan pengembangan bagi mereka di berbagai level permainan lainnya. Singkatnya, perlu ada pelatihan yang inisiatif di masa depan bagi wasit untuk bisa memberi keputusan objektif. Perbaikan kualitas ini tentunya mengurangi keuntungan tuan rumah lebih jauh di semua liga sepak bola Inggris.
“Harus ada program mentoring yang lebih luas dan lebih terstruktur untuk wasit di level yang lebih rendah untuk terlibat dengan ofisial yang lebih berpengalaman dan penempatan di pertandingan di liga yang lebih tinggi sebagai bagian dari proses pengembangan mereka," kata Alastair Pearson, rekan peneliti yang sedang mengambil gelar doktoral di tempat yang sama dengan Webb.
Perason menerangkan bahwa perlu ada ketentuan pelatihan yang lebih maju dan efektif bagi wasit yang akan bekerja di luar Liga Premier. Caranya bisa berupa pemberian wawasan bahwa selama ini tuan rumah punya keunggulan karena suporternya. Oleh karena itu, para wasit harus berlatih untuk kebal dari keramaian dan menghadapinya.
Source | : | Eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR