"Penelitian kami memanfaatkan berbagai elemen nyanyian, seperti nyanyian paduan suara, terapi intonasi melodi, dan pelatihan menyanyi dengan bantuan tablet," jelas Peneliti Doktoral Anni Pitkäniemi.
"Tujuan kami adalah untuk menentukan kemanjuran intervensi menyanyi multikomponen pada komunikasi dan produksi ucapan, fungsi sosial-emosional, dan kesejahteraan pengasuh pada afasia."
Dalam terapi intonasi melodi, produksi wicara dipraktikkan secara bertahap dengan memanfaatkan melodi dan ritme untuk berkembang dari nyanyian menuju produksi wicara.
Dalam studi tersebut, sesi rehabilitasi dipimpin oleh terapis musik terlatih dan konduktor paduan suara terlatih.
Lima puluh empat pasien dengan cedera otak yang didapat dan afasia kronis dan pengasuh keluarga mereka direkrut. Intervensi terdiri dari pelatihan berbasis kelompok mingguan (termasuk nyanyian paduan suara dan terapi intonasi melodi tingkat kelompok) dan pelatihan menyanyi dengan bantuan tablet di rumah.
Dengan menggunakan desain uji coba terkontrol acak silang, peserta diacak menjadi dua kelompok yang menerima intervensi bernyanyi selama 4 bulan baik selama paruh pertama atau kedua penelitian selain perawatan standar.
Pada tahap awal, 5 bulan, dan 9 bulan, pasien dinilai dengan tes dan kuesioner tentang komunikasi dan produksi ucapan, suasana hati, fungsi sosial, dan kualitas hidup dan pengasuh keluarga dengan kuesioner tentang beban pengasuh.
Semua peserta yang berpartisipasi dalam pengukuran dasar dimasukkan dalam analisis model campuran linier.
Baca Juga: Bernyanyi Memiliki Manfaat Bagi Kesehatan Mental, Ini Buktinya
Baca Juga: Siswa SD Belajar Mengenai Energi, dengan Cara yang Menyenangkan
Baca Juga: Bisa Tidur Teratur Berisiko Rendah Terkena Penyakit Jantung dan Stroke
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | University of Helsinki Press,Brain Communications |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR