Saat mereka masih remaja, mereka sempat diberikan survei awal oleh para peneliti untuk mengidentifikasi hal penting terkait kesehatan mental. Isi surveinya berkaitan dengan kardiometabolik yang lebih baik seperti optimisme, kebahagiaan, harga diri, rasa memiliki, dan perasaan dicintai. Semua itu dirangkum sebagai lima aset kesehatan mental. Lalu, hasil survei dibandingkan dengan data kesehatan yang dicatat selama tiga dekade, untuk melihat kecenderungan kesehatan kardiometabolik yang optimal saat dewasa.
Mayoritas dari para remaja itu ternyata punya aset kesehatan mental positif yang rendah. Hanya ada 16 persen di antaranya yang memiliki empat hingga lima aset kesehatan mental yang positif. Hasil lainnya, 12 persen dari peserta yang mempertahankan kesehatan kardiometaboliknya dari waktu ke waktu, dan kebanyakan adalah orang kulit putih dibandingkan kulit berwarna.
Para peneliti juga menemukan bahwa meskipun remaja kulit hitam memiliki aset paling banyak, dan memperoleh manfaat kesehatan paling banyak, perbedaan ras dalam kesehatan kardiometabolik terlihat di masa dewasa. Orang kulit hitam adalah kelompok yang tidak mungkin mempertahankan kesehatan kardiometabolik yang baik sampai dewasa.
Kondisi perbedaan ras mungkin ada hubungannya dengan kondisi sosial selama kehidupannya bertumbuh. "Pekerjaan ini menunjukkan bahwa investasi awal dalam kesehatan mental remaja mungkin merupakan garis depan baru yang kritis dalam kemajuan ekuitas kesehatan kardiometabolik," tutur Qureshi.
“Kami membutuhkan lebih banyak studi skala besar untuk memantau ini dan faktor kesehatan mental positif lainnya yang dimulai sejak masa kanak-kanak untuk memahami bagaimana aset ini dapat memengaruhi kesehatan dan penyakit selama perjalanan hidup. Informasi ini dapat membantu kami mengidentifikasi cara baru untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi kesenjangan,” lanjutnya.
Source | : | Heart |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR