Nationalgeographic.co.id—Sahabat, apakah Anda di usia kisaran 20-an dan 30-an tahun? Bagaimana kabar kesehatan kardiometabolik Anda?
Kesehatan kardiometabolik yang baik membuat Anda lebih aman dari beberapa jenis penyakit seperti obesitas abdominal, peningkatan kadar trigliserida, penurunan HDL-kolestoral, peningkatan kadar glukosa, dan peningkatan tekanan darah. Jika Anda masih fit, terbebas dari penyakit ini, hal itu disebabkan kesejahteraan mental Anda di masa remaja.
Menurut sebuah penelitian di Journal of American Heart Association, remaja yang merasakan optimisme, kebahagiaan, harga diri, rasa memiliki, dan merasa dicintai ternyata memungkinkan untuk fit secara kesehatan kardiometabolik di usia 20-an dan 30-an. Makalah itu berjudul "Adolescent Psychological Assets and Cardiometabolic Health Maintenance in Adulthood: Implications for Health Equity" yang dipublikasikan pada 11 Januari 2023.
Hasilnya, lebih baik dibandingkan dari mereka yang pada masa remajanya lebih sedikit mendapatkan kebahagiaan kesehatan mental positif seperti ini. Sebelumnya, dugaan ini sudah diperkirakan para ahli, tetapi baru kali ini penelitiannya mengungkapkan berdasarkan temuan dari kalangan orang dewasa yang lebih tua.
Fokus pada penelitian itu adalah melihat kehidupan awal mereka. Kemudian dihubungkan dengan ukuran kesehatan kardiometaboliknya, termasuk indikator terkait kadar gula darah dan peradangan yang mungkin diidap mereka.
“Dalam studi ini, kami ingin mengubah paradigma kesehatan masyarakat dari fokus tradisional pada defisit menjadi fokus pada pembangunan sumber daya," kata penulis utama studi Farah Qureshi di Heart.org. Qureshi menjabat sebagai asisten profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, AS.
Penelitiannya juga melibatkan dampak diskriminasi dan risiko sosial yang dialami, terutama oleh kalangan remaja kulit berwarna. Sebab remaja kulit berwarna di AS, secara sosial, lebih mungkin terkena diskriminasi di lingkungannya. Hal ini membuat para peneliti menduga akan berdampak pada kesehatan kardiometaboliknya saat dewasa.
Jadi, para peneliti memeriksa data dari 3.500 murid SMA di AS dari tahun 1994. Data tentang kesehatan dan kesejahteraan, secara berkala, dikumpulkan para peneliti. Data terbaru yang mereka kumpulkan adalah pada tahun 2018, ketika para murid SMA itu kini berusia rata-rata 38 tahun.
Baca Juga: Tiga Resep Bahagia Orang Finlandia, Salah Satunya Mensyukuri Alam
Baca Juga: Benarkah Wanita yang Memilih Tak Menikah Hidupnya Lebih Bahagia?
Baca Juga: Penelitian Psikologi tentang Petunjuk Praktis Bahagia dengan Berhemat
Baca Juga: Partikel Halus Terkait dengan Serangan Asma pada Anak-anak Perkotaan
Saat mereka masih remaja, mereka sempat diberikan survei awal oleh para peneliti untuk mengidentifikasi hal penting terkait kesehatan mental. Isi surveinya berkaitan dengan kardiometabolik yang lebih baik seperti optimisme, kebahagiaan, harga diri, rasa memiliki, dan perasaan dicintai. Semua itu dirangkum sebagai lima aset kesehatan mental. Lalu, hasil survei dibandingkan dengan data kesehatan yang dicatat selama tiga dekade, untuk melihat kecenderungan kesehatan kardiometabolik yang optimal saat dewasa.
Mayoritas dari para remaja itu ternyata punya aset kesehatan mental positif yang rendah. Hanya ada 16 persen di antaranya yang memiliki empat hingga lima aset kesehatan mental yang positif. Hasil lainnya, 12 persen dari peserta yang mempertahankan kesehatan kardiometaboliknya dari waktu ke waktu, dan kebanyakan adalah orang kulit putih dibandingkan kulit berwarna.
Para peneliti juga menemukan bahwa meskipun remaja kulit hitam memiliki aset paling banyak, dan memperoleh manfaat kesehatan paling banyak, perbedaan ras dalam kesehatan kardiometabolik terlihat di masa dewasa. Orang kulit hitam adalah kelompok yang tidak mungkin mempertahankan kesehatan kardiometabolik yang baik sampai dewasa.
Kondisi perbedaan ras mungkin ada hubungannya dengan kondisi sosial selama kehidupannya bertumbuh. "Pekerjaan ini menunjukkan bahwa investasi awal dalam kesehatan mental remaja mungkin merupakan garis depan baru yang kritis dalam kemajuan ekuitas kesehatan kardiometabolik," tutur Qureshi.
“Kami membutuhkan lebih banyak studi skala besar untuk memantau ini dan faktor kesehatan mental positif lainnya yang dimulai sejak masa kanak-kanak untuk memahami bagaimana aset ini dapat memengaruhi kesehatan dan penyakit selama perjalanan hidup. Informasi ini dapat membantu kami mengidentifikasi cara baru untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi kesenjangan,” lanjutnya.
Source | : | Heart |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR