Nationalgeographic.co.id—Fosil bunga dengan inklusi yang besar telah ditemukan tim ilmuwan terperangkap di dalam amber Baltik yang berusia sekitar 34 juta tahun. Temuan tersebut sangat jarang terjadi dan biasanya tidak melebihi ukuran 1 cm.
"Amber dengan indahnya mengawetkan organ halus fosil bunga selama jutaan tahun. Namun, inklusi bunga jarang terjadi dan biasanya tidak melebihi 10 mm," tulis peneliti.
"Di sini kami melaporkan bunga yang sangat besar dari amber Baltik Eosen akhir, berukuran 28 mm, yang kira-kira tiga kali lebih besar dari kebanyakan inklusi bunga."
Fosil ini dideskripsikan lebih dari 150 tahun yang lalu sebagai Stewartia kowalewskii (Theaceae) dan tidak pernah direvisi. Kelangkaan inklusi bunga berukuran besar tersebut kemungkinan disebabkan oleh ukuran curahan resin dan sifat-sifatnya yang dapat mempengaruhi penempelan organ tumbuhan.
Symplocos kowalewskii yang berukuran 2,8 cm (1,1 inci), merupakan fosil yang sekitar tiga kali lebih besar dari kebanyakan inklusi bunga.
Temuan tersebut telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports baru-baru ini dengan judul "The largest amber-preserved flower revisited."
Amber mengawetkan organisme secara tiga dimensi dan dengan ketelitian yang tinggi, termasuk artropoda, jamur, lumut kerak, serta inklusi kecil tanaman berbiji, seperti daun, bunga, catkin, dan serbuk sari.
Inklusi ini dinyatakan langka dari catatan fosil dan karena itu dapat menghasilkan wawasan baru ke dalam ekosistem purba mulai dari Trias hingga Kenozoikum.
Sementara inklusi arthropoda paling melimpah, inklusi tumbuhan umumnya jarang. Hanya 1-3% dari semua inklusi dari amber Baltik yang berasal dari tumbuhan.
Meskipun pelestariannya yang luar biasa sering memungkinkan penetapan genus atau bahkan spesies, sebagian besar inklusi amber botani berukuran kecil.
Misalnya, inklusi bunga dari amber Baltik sebagian besar berkisar antara beberapa milimeter dan berukuran sekitar 1,5 cm (0,6 inci).
Symplocos kowalewskii, yang berdiameter 2,8 cm, adalah inklusi bunga terbesar yang diketahui. Spesimen tersebut berasal dari zaman Eosen Akhir, setidaknya 34 juta tahun yang lalu, dan diperkirakan berasal dari tumbuhan hijau berbunga.
Dalam sebuah studi baru, Eva-Maria Sadowski dari Leibniz Institute for Evolution and Biodiversity Science’s Museum für Naturkunde dan Christa-Charlotte Hofmann dari Institut für Paläontologie University of Vienna’s bertujuan untuk mendeskripsikan ulang bunga yang sangat besar.
Baca Juga: Fosil Tanaman Berusia 55 Juta Tahun Ungkap Wilayah Kutub Dulu Hijau
Baca Juga: Penemuan Dua Fosil Bunga Berusia 99 Juta Tahun dalam Ambar di Myanmar
Baca Juga: Inilah Fosil Bunga dari Zaman Jurasic yang Mengguncang Teori Evolusi
Baca Juga: Temuan Fosil Berusia 1,6 M Jadi Bukti Tumbuhan Pertama di Bumi?
Mereka mengekstraksi serbuk sari dari spesimen dan analisis mereka menunjukkan bahwa bunga itu terkait erat dengan spesies Asia Symplocos. Ukuran langka Symplocos kowalewskii kemungkinan berasal dari curahan resin besar yang membungkus bunga. Sifat resin akan membantu mencegah organisme tumbuh pada bunga dan menyebabkan kerusakan.
“Ukuran mahkota yang besar dan fusi basalnya menjadi cincin staminat kemungkinan besar menunjukkan penyerbukan entomofil, seperti yang diketahui pada beberapa Symplocaceae Asia,” kata penulis.
Fosil ini mewakili catatan pertama Symplocaceae dari amber Baltik. “Symplocos kowalewskii kemungkinan merupakan konstituen hutan campuran-angiospermae-konifer di daerah sumber amber Baltik dan mendukung kedekatannya dengan hutan mesofit berdaun lebar dan campuran yang selalu hijau di Asia Timur dan Tenggara saat ini.”
Source | : | Scientific Reports,Sci News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR