Kegagalannya untuk memahami dunia modern kemudian membuatnya meninggalkan program angkatan laut Tiongkok. Tindakan Guangxu mengakibatkan kekalahan telak dari Jepang pada tahun 1895. “Lagi-lagi krisis ini membuat Cixi kembali menjadi penguasa de facto,” ujar Casals.
Muncul ketegangan antara Cixi dan putra angkatnya, dan antara reformis dan tradisionalis. Semua ini ikut dipengaruhi seorang akademisi dan penasihat, Kang Youwei. Proposal reformasinya memenangkan Guangxu, tetapi Cixi tidak mempercayainya.
Kang melibatkan kaisar dalam komplotan untuk membunuhnya, tetapi rencana mereka diketahui pada tahun 1898. Kang melarikan diri ke Jepang dan Guangxu ditempatkan di bawah tahanan rumah. Ini menjadikannya sebagai kaisar boneka tetapi secara efektif menyingkirkannya dari kekuasaan.
Baca Juga: Tidak Terkalahkan, Kaisar Qin Shi Huangdi Membentuk Tiongkok Bersatu
Baca Juga: Terbuka pada Budaya Asing, Dinasti Tang Bawa Tiongkok ke Era Keemasan
Baca Juga: Wu Zetian, Selir yang Menyingkirkan Kaisar dan Mengakhiri Dinasti Tang
Baca Juga: Wei Zhongxian, Kasim Tiongkok yang Memiliki Kekuatan Setara Kaisar
Cixi terus memerintah Tiongkok sampai kematiannya. Sang ibu suri selamat dari sejumlah krisis, termasuk Pemberontakan Boxer. Pemberontakan itu berakhir dengan kekalahan Tiongkok di tangan koalisi asing pada tahun 1901.
Dalam menghadapi kekalahan, Cixi menyalahkan dirinya sendiri atas kehancuran yang disebabkan oleh perang.
Pada Januari 1902 Cixi mengumumkan serangkaian reformasi yang mengguncang semua aspek kehidupan penduduk Tiongkok. Pernikahan antara pasangan Han dan Manchu disahkan. Pengikatan kaki, kebiasaan yang sudah lama dilakukan pada gadis Han, dilarang. Kebebasan pers diperluas. Pada tahun 1906 Cixi mengumumkan bahwa Tiongkok akan diubah menjadi monarki konstitusional dengan pemilihan umum.
Cixi meninggal pada November 1908, hanya satu hari setelah kematian Guangxu. Banyak yang meyakini jika Cixi diracuni untuk memastikan kedaulatan yang lemah akan tetap berada di luar kekuasaan.
Cixi menunjuk keponakan laki-lakinya yang berusia dua tahun sebagai ahli waris. Seorang ibu suri baru diangkat untuk mengawasi Tiongkok yang dibawanya ke zaman modern.
Perjalanannya berliku dan penuh kontroversi. Namun upaya keras Cixi memodernisasi negerinya akhirnya membawa Tiongkok ke panggung dunia hingga kini.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR