Kaisar Romawi Marcus Aurelius meninggal di kamp militer
Marcus Aurelius menghabiskan sebagian besar masa pemerintahannya selama dua puluh tahun untuk berperang. Faktanya, "Meditations", karya paling terkenal kaisar tentang prinsip-prinsip Stoikisme ditulis di lingkungan kamp militer.
Baca Juga: Hadrian, Kaisar Romawi Kuno yang Paling Sering Absen di Ibu Kota
Baca Juga: Begini Keseharian Seorang Kaisar Romawi, Samakah dengan Masa Kini?
Baca Juga: Kaisar Romawi Juga Filsuf, Marcus Aurelius, Punya Gangguan Kecemasan
Baca Juga: Lucius Verus: Kaisar Romawi yang Doyan Judi dan Hiburan Malam
Selain berperang, kaisar juga memastikan soal suksesi kekaisaran yang mulus dan damai. Setelah Cassius gagal merebut kekuasaan, kaisar mempercepat promosi putra dan penerusnya, Commodus.
Pada tahun 177, Marcus mendeklarasikan Commodus Augustus. Putranya itu akhirnya memiliki status yang sama dengan ayahnya. Commodus juga dijadikan konsul, menjadi orang termuda dalam sejarah Romawi yang memegang jabatan bergengsi itu.
Tiga tahun berikutnya, kaisar menghabiskan waktu di luar sungai Danube melawan suku-suku pemberontak di wilayah Romawi. Di sanalah dia menemui ajalnya. Menyusul kemenangan besar lainnya atas kaum barbar, kaisar jatuh sakit.
Pada tahun 180, Marcus Aurelius meninggal di markas militer legiun Danubian di Vindobona (Wina modern). Didewakan dan dikremasi, abunya dikirim ke Roma dan dimakamkan di Mausoleum Hadrian.
Dipuja-puja sebagai salah satu kaisar terbaik, fakta seputar kehidupan Kaisar Romawi Marcus Aurelius kerap menarik perhatian banyak orang.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR