Baca Juga: Astronom Mengungkap Bagaimana Medan Mulus Berkembang pada Komet Es
Baca Juga: Bagaimana Orang Romawi Mengartikan Kemunculan Komet dan Meteor?
Baca Juga: Selidik Logam Mulia: Dari Manakah Asal Emas Melimpah di Bumi Saat Ini?
Baca Juga: Borisov Tidak Langka, Ada Banyak Komet Antarbintang di Awan Oort
Komet ini ditemukan pada 2 Maret 2022 oleh Zwicky Transient Facility (ZTF), fasilitas survei astronomi berbasis di California, AS. Warna komet tersebut hijau cerah di sekitar intinya karena pengaruh sinar matahari terhadap molekul-molekul yang terkandungnya, seperti karbon diatomik dan sianogen.
Kueppers mengatakan, tim ilmuwan telah mempersiapkan misi dengan mengevaluasi 'target virtual'. Yakni, target yang merupakan objek untuk dipertimbangklan oleh tim Comet Interceptor untuk dikunjungi jika wahana milik mereka berada di luar angkasa.
Sebenarnya, komet apa pun yang bisa dicapai, termasuk C/2022 E3 ZTF untuk diselidiki menyeluruh walau waktunya singkat. Para ilmuwan akan memeriksanya lewat pesawat ruang angkasa utama dan dua probe yang lebih kecil.
Karena orbit komet C/2022 E3 (ZTF) adalah 50.000 tahun, artinya ia terakhir kali terlihat di Bumi berada di tengah periode glasial terakhir, atau zaman es. Masa itu adalah ketika Neanderthal masih ada di Bumi, dan berbagi leluhur dengan kita, Homo sapiens pertama.
Source | : | space.com,LAPAN,Brin.go.id |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR