“Kami pertama kali mengkonfirmasi kegunaan analisis ini dalam eksperimen akuarium, sebelum melakukan survei lapangan.” kata Prof. Kazuyoshi Nakata dari Okayama University, yang memimpin penelitian tersebut.
“Kami memasang perangkap ikan di 48 titik di saluran pertanian di lembah sungai Ashida dan memeriksa hubungan antara keberadaan ikan dan konsentrasi eDNA," kata par apeneliti.
Tim peneliti juga termasuk Ms. Kanoko Otsuki, Mayuko Hamada, dan Prof. Tatsuya Sakamoto dari Okayama University, dan Noriyuki Koizumi dari National Agriculture and Food Research Organization.
Para peneliti menemukan bahwa konsentrasi eDNA bervariasi menurut jarak saluran hilir dari titik di mana spesimen R. a. suigensis ditangkap—semakin jauh jaraknya, semakin rendah konsentrasi eDNA.
“Hasil kami berfungsi sebagai referensi untuk seberapa jauh dan seberapa banyak eDNA hilir dapat dideteksi, yang akan berguna untuk memandu survei konservasi di masa mendatang,” kata Prof. Nakata.
Baca Juga: Dunia Hewan: Miris, Banyak Mamalia Unik di Madagaskar Terancam Punah
Baca Juga: Nyaris Punah, Kerja Sama Menguntungkan antara Nelayan dan Lumba-lumba
Baca Juga: Butuh 23 Juta Tahun Memulihkan Mamalia Madagaskar yang Terancam Punah
Baca Juga: Mengapa Dinosaurus Punah, Sedangkan Burung dan Mamalia Selamat?
Dengan demikian, para peneliti dapat memverifikasi bahwa konsentrasi eDNA menunjukkan distribusi dan kelimpahan R. a. suigensis.
Karena teknik ini hanya membutuhkan pengambilan sampel air di lapangan, penduduk lokal pun dapat membantu melakukan survei ekologi. Upaya konservasi di masa mendatang dapat menerapkan informasi yang diperoleh dari survei ini untuk merancang strategi yang sesuai.
Teknik ini sangat terukur dan dapat direplikasi untuk area yang lebih luas.
Selanjutnya, dengan pengembangan alat molekuler yang sesuai, seperti primer spesifik, teknik ini dapat dimodifikasi untuk mensurvei spesies langka lainnya juga.
Ini akan membantu tidak hanya dalam promosi konservasi spesies yang terancam punah, tetapi juga memberikan kontribusi yang tak ternilai terhadap kesadaran akan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dengan keterlibatan masyarakat lokal.
Source | : | Okayama University,Journal of Landscape and Ecological Engineering |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR