Baca Juga: Bencana Kekeringan Jadi Alasan Suku Hun Menyerang Kekaisaran Romawi
Baca Juga: Studi: Kekeringan Bukanlah Faktor Utama Peradaban Maya Runtuh
Baca Juga: Perubahan Iklim dan Konflik Menghancurkan Kota Pra Sejarah Mayapan
Hattusa adalah tempat politik dan inti keagamaan para dewa dan raja Het selama berabad-abad, dan alasan pengabaiannya masih belum jelas.
Untuk mendapatkan penjelasan, Profesor Sturt Manning dari Cornell University dan rekannya menemukan kayu dari Midas Mound Tumulus di Gordion, struktur setinggi 53 m buatan manusia yang terletak di sebelah barat Ankara, Turki.
Gundukan itu berisi struktur kayu yang diyakini sebagai ruang pemakaman kerabat Raja Midas, kemungkinan ayahnya.
Para peneliti melihat pola pertumbuhan cincin pohon yang kemungkinan menunjukkan kondisi kering, bersamaan dengan perubahan rasio karbon-12 dengan karbon-13 yang tercatat di cincin, yang mengindikasikan respons pohon terhadap ketersediaan kelembapan.
Analisis mereka menemukan pergeseran umum ke kondisi yang lebih kering dari akhir abad ke-13 hingga abad ke-12 SM, dan mereka mematok periode kekeringan parah yang terus-menerus secara dramatis hingga kira-kira 1198-96 SM.
“Kami memiliki dua perangkat bukti yang saling melengkapi,” kata Profesor Manning.
"Lebar lingkaran pohon menunjukkan sesuatu yang sangat tidak biasa sedang terjadi, dan karena lingkarannya sangat sempit, itu berarti pohon itu sedang berjuang untuk tetap hidup."
Di lingkungan semi-kering, katanya, satu-satunya alasan yang masuk akal yang terjadi adalah karena hanya ada sedikit air, oleh karena itu terjadi kekeringan, dan yang ini sangat serius selama tiga tahun berturut-turut.
Source | : | Nature,Sci News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR