Nationalgeographic.co.id—Prajurit wanita Amazon telah menarik perhatian banyak arkeolog dan ahli sejarah beberapa tahun terakhir. Hal itu karena prajurit wanita Amazon ternyata nyata, tidak seperti mitologi Yunani lainnya yang hanya fiktif.
Penemuan di Rusia telah membawa legenda kuno tersebut ke permukaan. Penggalian di Rusia telah mengungkap kuburan empat prajurit wanita kuno yang terkubur kira-kira 2.500 tahun yang lalu.
Para wanita itu digali dengan senjata dan setidaknya satu masih dihiasi dengan hiasan kepala yang rumit pada saat penahanannya.
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian penemuan arkeologi yang memunculkan legenda Amazon. Di samping Wonder Woman buatan Marvel, kelompok kuasi-mitos wanita pejuang zaman Perunggu ini paling dikenal dalam budaya populer.
Hal itu karena kehebatan militer mereka, kebencian terhadap pria, dan kecenderungan lesbianisme.
Namun siapa mereka sebenarnya? Dan apakah penemuan ini membuktikan keberadaan mereka?
Penemuan terbaru, yang diterbitkan dalam Journal of the Akson Russian Science Communication Association, mengidentifikasi wanita tersebut sebagai pengembara Scythian.
Ada banyak hal menarik dari hasil penyelidikan prajurit wanita Amazon, tetapi satu hal yang paling menarik adalah konon prajurit wanita Amazon hanya memiliki satu payudara.
Ada yang mengatakan bahwa kata "Amazon" berasal dari fakta bahwa wanita Amazon hanya memiliki satu payudara (kiri).
Dokter kuno terkenal Hippocrates bahkan menjelaskan prosedur medis yang digunakan orang Amazon untuk mendapatkan penampilan ini, seperti dilansir the daily beast.
Dia menulis bahwa “Ketika mereka masih bayi, ibu mereka membuat alat perunggu panas membara dan menempelkannya ke payudara kanan dan membakarnya. Sehingga pertumbuhannya terhenti, dan semua kekuatan dan ukurannya dialihkan ke bahu kanan dan lengan kanan.”
Sumber-sumber kuno menemukan rumah orang Amazon bukan di Amerika Selatan, tetapi di Scythia (atau terkadang Asia Kecil atau Kreta) di pinggiran kerajaan besar kuno Persia, Yunani, dan Roma.
Source | : | The Daily Beast,Journal of the Akson Russian Science Communication |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR