Nationalgeographic.co.id—Ribuan tahun yang lalu, sebuah jalur perdagangan melalui Asia yang menghubungkan Timur dan Barat tercipta. Dinamakan Jalur Sutra, rute ini sangat penting bagi perkembangan budaya Tiongkok, India, dan Romawi kuno. Zhang Qian, penjelajah dan diplomat dari Dinasti Han Kekaisaran Tiongkok, jadi pelopor Jalur Sutra yang legendaris. Bagaimana kisahnya?
Untuk mencari sekutu untuk berperang melawan Xiongnu (atau Hun) di bawah komando Kaisar Han Wudi (156 SM — 87 SM), Zhang Qian memulai petualangannya ke arah barat.
Selama perjalanannya, dia bertempur dengan gagah berani melawan musuhnya tetapi ditangkap dan setengah dipenjarakan selama hampir satu dekade.
Kaisar Tiongkok Wudi mengutus penjelajah untuk menemukan musuh
Setelah Kaisar Liu Bang kalah dalam perang melawan Xiongnu pada 200 Sebelum Masehi, Han mengirimkan hadiah dan beberapa putri. Semuan ini merupakan imbalan perdamaian, meskipun Xiongnu masih sering melakukan perampokan di perbatasan utara.
Sementara itu, Xiongnu juga terus berkembang melalui peperangan selama beberapa dekade ini.
Ketika Kaisar Han Wudi naik takhta, dia membuat rencana untuk melawan musuh lamanya itu. Rencananya itu ditahan oleh Ibu Suri Dou yang saat itu turut bertanggung jawab dengan kekaisaran. Menurutnya, perkembangan ekonomi jauh lebih penting ketimbang membalas dendam. Oleh karena itu, Wudi sebaiknya menunggu dan mengamati pergerakan musuh.
Suatu hari, Wudi mendengar bahwa Xiongnu menginvasi sebuah negara bernama Yuezhi dan membunuh raja mereka. Sama seperti Kekaisaran Tiongkok, Yuezhi pun berencana untuk membalas dendam.
Untuk melawan Xiongnu yang kuat, Wudi berencana untuk membentuk aliansi militer dengan Yuezhi.
Oleh karena itu, ia mulai merekrut seseorang yang cerdas, berani, dan tegu untuk menjadi penjelajahnya. Tujuannya adalah untuk menemukan lokasi Yuezhi.
Zhang Qian mengajukan diri untuk mencari Yuezhi di wilayah barat. “Maka, ia pun diutus oleh Kaisar Wudi,” tulis Zhihou Xia di laman Britannica.
Pada tahun 139 Sebelum Masehi, Zhang Qian berangkat dengan pemandu setianya Ganfu dan 100 pengikut lainnya. Mereka melintasi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi oleh nenek moyang dan tidak tahu apa yang akan ditemui di sepanjang perjalanan.
Pertarungan pertama dengan Xiongnu
Melansir dari China Fetching, Zhang Qian dan pasukannya menghadapi pasukan kavaleri Xiongnu. Namun mereka kalah dan ditawan. Seorang wanita lokal ditugaskan untuk merayu Zhang Qian agar ia mau menyerah pada misinya.
Di bawah pengawasan ketat Raja Xiongnu, Zhang Qian menikahi wanita ini. Sang penjelajah memiliki anak bersamanya, menguasai bahasa Xiongnu, dan mendapatkan beberapa informasi tentang rezim dan geografi terdekat.
Tapi dia tidak pernah melupakan misi dari kaisarnya. Sepuluh tahun kemudian, dia dan pemandu setianya Ganfu menemukan kesempatan dan melarikan diri dari wilayah Xiongnu.
Karena keputusan itu dibuat dengan terburu-buru, mereka tidak membawa cukup makanan dan air. Melintasi gurun, gunung, danau, dan zona berpenghuni lebih dari 2000 tahun yang lalu, mereka terus menghindari pasukan Xiongnu. Zhang Qian mengalami tantangan dan bahaya yang tak terhitung jumlahnya.
Akhirnya tiba di Yuezhi
Dengan bantuan dari Ganfu dan beberapa negara terdekat, Zhang Qian akhirnya tiba di tujuan awalnya, Yuezhi.
Setelah invasi Xiongnu, orang-orang Yuezhi bermigrasi jauh ke tempat baru yang subur dan produktif. Raja baru Yuezhi dan rakyatnya cukup puas dengan kehidupan di tempat baru. Keinginan untuk membalas dendam pun sudah sirna.
Untuk mengubah pikiran sang raja, Zhang Qian tinggal di sana selama lebih dari setahun. Namun ia tidak berhasil membujuk Yuezhi untuk membantu Kekaisaran Tiongkok. Melihat bahwa dia tidak dapat menyelesaikan misinya, dia meninggalkan Yuezhi.
“13 tahun setelah diutus, ia pun memutuskan untuk kembali ke Tiongkok,” tambah Xia.
Kali ini, Zhang Qian memutar jalan lain di sepanjang Cekungan Tarim selatan, mencoba menghindari Xiongnu. Namun, wilayah ini juga diduduki oleh Xiongnu dan Zhang Qian kembali ditawan oleh Xiongnu.
Setahun menjadi tawanan, Zhang Qian menemukan kesempatan untuk melarikan diri saat raja Xiongnu meninggal dunia.
Sang penjelajah kembali ke tanah airnya
Berangkat dengan kelompok besar, Zhang Qian hanya kembali dengan pemandunya Ganfu.
Meski tidak berhasil menemukan sekutu untuk membalas dendam, Zhang Qian memberikan banyak informasi berharga bagi sang kaisar. Selama penjelajahannya, ia menemukan banyak wilayah di barat Tiongkok, beragam jenis makanan dan hewan. Ia menemukan kuda Ferghana, anggur, semangka, kenari, bawang putih, seledri dan lainnya.
Kaisar sangat senang dengan kesetiaan dan prestasinya meski tidak berhasil menemukan sekutu.
Segera, Zhang Qian diberi banyak tugas militer untuk membantu Wei Qing dan Huo Qubing. Karena pengetahuan dan kontribusinya di medan perang, Zhang Qian juga dianugerahi gelar bangsawan.
Ekspedisi kedua ke barat
“Pada 119 Sebelum Masehi, Kaisar Wudi memerintahkannya untuk mencari musuh Xiongnu lainnya, sebuah negara bernama Wusun,” ujar Xia. Ia ditugaskan untuk membujuk kerajaan di sepanjang Jalur Sutra untuk bersekutu dengan Kekaisaran Tiongkok atau setidaknya tidak mendukung Xiongnu.
Pada saat itu, perwira besar Wei Qing dan Huo Qubing telah mengalahkan Xiongnu beberapa kali dan memperluas wilayah Han. Oleh karena itu, rombongan diplomatik Zhang Qian tiba di Wusun dengan selamat dan sukses.
Namun, Wusun sedang dalam perang saudara dan tidak menunjukkan minat untuk berperang melawan Xiongnu saat itu. Jadi, mereka hanya mengirim beberapa diplomat dan pedagang ke Kekaisaran Tiongkok. Setelah melihat kemakmuran Kekaisaran Tiongkok, Wusun memutuskan untuk bersekutu.
Baca Juga: Wang Mang, Kaisar Tiongkok Dimutilasi Akibat Menyusahkan Rakyat
Baca Juga: Akibat Kaisar Tiongkok 'Gila' Bertukang, Kasim Jalankan Pemerintahan
Baca Juga: Mengapa Simbol Naga Begitu Dihormati dalam Mitologi Tiongkok Kuno?
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Yu Menjinakkan Bencana Banjir Bandang Sungai Kuning
Zhang Qian bukanlah orang pertama yang melakukan perjalanan melintasi pegunungan ke barat. Rute ini hampir pasti pernah digunakan oleh pedagang sesekali selama beberapa abad. Tapi melalui Zhang Qian itulah Kekaisaran Tiongkok menemukan potensi perdagangan dengan Barat. Inilah yang menjadi fondasi Jalur Sutra.
Selama ekspedisi Zhang Qian yang kedua, lebih banyak kerajaan di sepanjang Jalur Sutra memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Tiongkok.
Selain itu, para duta besar dan pedagang dikirim ke Tiongkok sejak perdagangan antara Tiongkok dan kerajaan Barat meningkat pesat.
Zhang Qian meninggal dengan damai pada tahun berikutnya setelah kembali dari ekspedisi keduanya.
Dia adalah penjelajah yang berani dan gigih, diplomat yang sangat setia, dan pejuang yang gagah berani. Prestasinya memengaruhi sejarah dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan kerajaan lain di sepanjang Jalur Sutra.
Source | : | UNESCO,Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR