Selama periode ini, Huang Di mengadakan upacara pemujaan di Gunung Tai dan melakukan Alkimia di Gunung Huangshan.
Baca Juga: 8.000 Prajurit Terakota: para Penjaga Kaisar Qin Shi Huang di Akhirat
Baca Juga: Alasan Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang Mengubur Hidup-Hidup Cendekiawan
Baca Juga: Hilangnya Simbol Mandat dari Surga Milik Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang
Baca Juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis
Ketika dia sudah tua, dia membangun beberapa bejana ritual bernama Ding. Ini menjadi lambang kekuasaan berdaulat dan dominasi hukum di Tiongkok kuno.
Tepat setelah semua Ding selesai, seekor naga muncul di langit dan terbang menuju Kaisar Kuning. Sang naga mengumumkan bahwa kaisar telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan masyarakat. Huang Di dianggap telah menyelesaikan misinya, oleh karena itu, sudah waktunya untuk kembali.
Setelah dia melompat ke punggung naga dan keduanya pun menghilang ke langit.
Peradaban yang ia dirikan terus berkembang dan berkembang selama ribuan tahun berikutnya.
Buku medisnya, Huangdi Neijing, menjadi buku dasar pengobatan tradisional Tiongkok. Kini, Kaisar Kuning dihormati sebagai dewa penting dari Taoisme. Banyak kuil dibangun sepanjang sejarah untuk mengenang Kaisar Kuning, salah satu kaisar Tiongkok paling legendaris dan pahlawan budaya.
Bahkan hingga kini, puluhan ribu orang Tionghoa masih mengadakan upacara pemujaan besar di makam peringatan tersebut setiap tahun.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR