Yang lain merasa tidak nyaman dengan terbuka tentang identitas LGBT mereka, mendapatkan stigma sosial atau malu karena terlalu 'keluar' dalam bisnis mereka.
Terutama jika mereka mengalami diskriminasi atau pelecehan yang terkait dengan identitas LGBT mereka di masa lalu. Mereka lebih penting pada identitas mereka sebagai pebisnis dan meminimalkan nilai potensial yang dapat dibawa oleh identitas LGBT mereka.
“Orang mungkin merasa identitas LGBT mereka tidak relevan atau tidak boleh menjadi bagian dari cara mereka mengoperasikan bisnis mereka," kata Fletcher.
"Namun, ini dapat menciptakan ketegangan internal yang mungkin tidak terlalu baik untuk kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang mereka."
Dalam penelitian ini, dipimpin oleh Caroline Essers di Radboud University dan diterbitkan dalam International Small Business Journal. Judulnya, "It’s all about identity: The identity constructions of LGBT entrepreneurs from an intersectionality perspective".
Studi mereka berkontribusi pada literatur tentang kewirausahaan minoritas, khususnya literatur kewirausahaan LGBT, dan pada interseksionalitas dan keberlanjutan karir, dengan fokus pada bagaimana pengusaha LGBT melakukan kewirausahaan di persimpangan seksualitas dan gender mereka.
Sebanyak sebelas pengusaha LGBT di perusahaan-perusahaan kecil di wawancara, untuk mengeksplorasi bagaimana mereka mengatasi secara bersamaan dengan kompleksitas menjadi pengusaha dan seksual, dan dalam beberapa kasus jenis kelamin, minoritas.
Studi ini melibatkan lima lesbian (termasuk seorang wanita trans yang diidentifikasi sebagai lesbian) dan enam pengusaha gay Belanda.
Baca Juga: Transpuan Di Masa Pagebluk: Warna dan Suara yang Kian Terpinggirkan
Baca Juga: Bias Gender Menghalangi Laki-Laki pada Beberapa Jalur Karier
Baca Juga: Algoritma Internet Kita Ternyata Punya Bias dalam Kesetaraan Gender
Baca Juga: Menelusuri Fakta Transgender Bukanlah Sebuah Penyakit Mental
Source | : | University of Bath,Small Business Journal |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR