Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontologi telah mengidentifikasi spesies baru kura-kura yang hidup di zaman dinosaurus. Kura-kura ini adalah jenis baenid pertama yang dideskripsikan dari zaman Turonian di Amerika Utara.
Kura-kura baenid adalah keluarga kura-kura yang telah punah yang hidup di zaman kapur awal hingga Eosen. Jenis ini merupakan keluarga kura-kura paracryptodiran yang telah punah yang dikenal dari Amerika Utara.
Selama ini, di Amerika Utara mereka hanya ditemukan dari zaman Kapur Awal. Selama Kapur Akhir mereka hanya ditemukan di Laramidia, setelah menghilang dari Appalachia yang sekarang adalah kawasan Amerika Serikat timur.
Spesies baru ini secara ilmiah dinamakan Edowa zuniensis. Penemuan kura-kura ini mengisi celah jembatan fosil evolusi kura-kura baenid yang telah punah.
Para ahli menjelaskan, Edowa zuniensis mirip dengan Plesiobaena antiqua dari Campanian of Montana dan Alberta. Penemuan fosil kura-kura ini mengisi celah temporal di catatan Laramidian Cretaceous tengah.
Temuan ini telah dijelaskan di jurnal Cretaceous Research dengan judul "A new baenid, Edowa zuniensis gen. et sp. nov., and other fossil turtles from the Upper Cretaceous Moreno Hill Formation (Turonian), New Mexico, USA."
“Kura-kura telah ada di Bumi selama sekitar 260 juta tahun, membuat mereka lebih tua dari dinosaurus,” kata mahasiswa Ph.D. Brenton Adrian.
“Mereka dapat hidup hampir di mana saja dan para ilmuwan dapat belajar banyak tentang lingkungan tempat mereka berkembang dan kualitas air dari lingkungan tersebut.”
Spesies kura-kura yang baru diidentifikasi, Edowa zuniensis, menjelajahi planet kita selama zaman Turonian pada periode Cretaceous, sekitar 90 juta tahun lalu.
“Edowa zuniensis akan hidup di antara dinosaurus, termasuk tyrannosauroid Suskityrannus, Zuniceratops ceratopsian, dan therizinosaur Nothronychus,” kata Adrian.
“Edowa zuniensis mengisi celah besar dalam pemahaman kita tentang evolusi kelompok kura-kura asli ini,” kata Adrian.
Source | : | Cretaceous Research,Sci-News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR