Ia menjelaskan dengan takjub bahwa ada sesuatu yang disebut vaksinasi terhadap cacar dan telah dikerahkan sejumlah tabib Ottoman di Istanbul. Alhasil, surat itu tercatat sebagai dokumen tertua yang membuktikan produksi vaksin di Kekaisaran Ottoman.
Prosedur "variolasi" oleh para tabib ini melibatkan pemberian keropeng atau cairan cacar bubuk yang diambil dari pustula seseorang yang menderita cacar, dioleskan secara subkutan ke lengan atau kaki orang sehat yang belum terinfeksi, melalui goresan superfisial yang dibuat di kulit.
Orang yang diinokulasi kemudian akan mengembangkan pustula yang identik dengan yang disebabkan secara alami pada orang yang menderita cacar, tetapi efek penyakitnya akan berkurang secara signifikan.
Dalam waktu dua sampai empat minggu, gejalanya akan hilang dan pasien akan sembuh, memperoleh kekebalan dalam prosesnya. Menurut beberapa sumber, metode ini diperkenalkan ke Kekaisaran Ottoman oleh para pedagang Sirkasia pada tahun 1670.
Ketika metode yang tersebar luas dan diterapkan banyak tabib kekaisaran, itu dilihat oleh istri duta besar Inggris dan diterapkan pada anak-anaknya sendiri, sehingga Barat memperoleh posisi untuk mempopulerkan vaksinasi cacar.
Baca Juga: Simalakama Kekaisaran Ottoman Menjinakkan Vlad Dracula 'Sang Penyula'
Baca Juga: Mistisisme dan Sufisme di Kekaisaran Ottoman, Mulanya Dianggap Sesat
Baca Juga: Lima Fakta Penting yang Kerap Terlewat tentang Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Cerita Gigi Hitam Elizabeth I & Persekutuan dengan Kekaisaran Ottoman
Wolfgang Amadeus Mozart mungkin yang paling terkenal di antara banyak anak yang selamat dari cacar di Barat berkat metode ini. Menurut literatur medis modern, vaksin pertama yang dibuat dalam sejarah adalah vaksin cacar, yang menggunakan virus vaccinia, yang diduga merupakan hibrida dari variola (virus cacar) dan virus cacar sapi.
Pada bulan Desember 1979, berkat penelitian dan kampanye bangsa Eropa dan Barat, vaksin sepanjang abad ke-19 dan ke-20, para ilmuwan menyatakan cacar telah berakhir. Nyatanya, kampanye vaksinasi massal begitu sukses sehingga cacar menjadi satu-satunya penyakit yang terhapus total dalam sejarah manusia.
"Dengan kata lain, manusia hampir menghancurkan garis keturunan virus, tidak menyisakan ruang untuk diaktifkan. Dan hari ini, berkat vaksin, penyakit itu tetap diberantas sepenuhnya," terusnya.
Teknik ini juga memungkinkan produksi vaksin yang menyembuhkan, dan terus menyembuhkan banyak penyakit. Faktanya, bangsa Barat telah mengeklaim bahwa merekalah yang berperan besar dalam pemberantasan epidemi cacar sampai ke akarnya.
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR