Menurut kepercayaan lokal, benteng batu itu bukan hanya ciptaan manusia tetapi juga ciptaan Ilahi. Sigiriya meniru tempat tinggal mitos Kuvera, dewa kekayaan,dan disebut “istana di langit”. Kisah ini mencerminkan kekaguman dan keajaiban yang diilhami oleh batu karang Sigiriya yang menjulang tinggi. Serta keajaiban arsitektural di atasnya.
Baca Juga: Sarandib: Kesatuan Tiga Agama dan Kerinduan Cita Rasa Lidah Jawa
Baca Juga: Makara, Monster Laut Berbelalai dalam Mitologi Hindu dari Srilangka
Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Ikan Lele Bawah Tanah Ditemukan di India
Baca Juga: Ancaman untuk Benteng Kekaisaran Burung-burung Air di Teluk Jakarta
Arkeolog masih belum tahu mengapa upaya sebesar itu dilakukan untuk membangun istana di atas batu raksasa ini. Banyak yang berpendapat bahwa istana untuk perlindungan. Namun yang lain menyanggahnya karena hampir mustahil menyeret bahan bangunan ke ketinggian 200 meter.
Dalam tradisi kuno, membangun di atas gunung atau batu yang tinggi sejalan dengan konsep mencapai langit. Istana di puncak bukit mungkin dipandang sebagai pintu gerbang antara dunia manusia dan dunia para dewa.
Hingga kini, misteri dan keindahan Sigiriya masih terus menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | National Geographic,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR