Kebab Turki paling terkenal saat ini mungkin adalah kebab doner, yang dikembangkan pada abad ke-19. Daging panggang dipotong dari oven putar vertikal dan disajikan.
3. Serbat
Serbat Ottoman sedikit berbeda dengan minuman yang kita minum saat ini. Orang Ottoman meminum serbat yang dibuat dengan mencampurkan buah-buahan yang dihancurkan dengan bumbu dan bunga. Minuman lezat ini populer sebelum dan selama makan sebagai suguhan yang menyegarkan. Ini adalah minuman yang terbuat dari quince, apel, pir, persik, dan aprikot dan kemudian dikombinasikan dengan es mata air.
4. Borek
Sultan Ottoman telah makan börek setidaknya sejak pemerintahan Mehmet Sang Penakluk pada abad ke-15. Ini adalah makanan kue yang masih populer hingga saat ini. Itu bisa disiapkan dalam bentuk segitiga, bulan sabit atau persegi. Itu diisi dengan bahan-bahan seperti domba, keju, atau sayuran.
Lebih dari 500 tahun yang lalu, Fatih Sultan Mehmet makan pai ayam. Sultan lain mungkin pernah makan börek dengan berbagai macam bahan impor. Misalnya, pada tahun 1649, sultan Utsmaniyah mempersembahkan pai berisi daging giling, aprikot kering, kurma, dan kastanye pada pesta diplomatik.
5. Pilaf
Sejarah pilaf dimulai setidaknya pada tahun 1404 ketika Kaisar Turki-Mongol Timur menyajikan "nasi yang disiapkan dengan berbagai cara" di sebuah jamuan makan. Pada abad ke-16, varietas nasi Turki disajikan di Iran. Nasi pilaf adalah bagian penting dari masakan Ottoman dan sangat populer di saingan Ottoman, Kerajaan Persia.
Seorang musafir Utsmaniyah pada abad ke-17 terkagum-kagum dengan 40 jenis pilaf yang dibuat di kota Tabriz, Iran, yang diduduki oleh Utsmaniyah di banyak titik sepanjang sejarah.
6. Teh
Ottoman belajar teh dari Tiongkok. Pada akhir abad ke-19, seorang gubernur Ottoman menjelaskan manfaat teh bagi kesehatan. Pada saat yang sama, Ottoman mencoba menanam teh mereka sendiri, tetapi ini berlanjut hingga runtuhnya Kekaisaran Ottoman.
Baca Juga: Membalikkan Kuali, Unjuk Rasa Unik Pasukan Elite Kekaisaran Ottoman
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR