Nationalgeographic.co.id—Suku Hun, di bawah kepemimpinan Attila, menjadi mimpi buruk Kekaisaran Romawi yang perkasa. Kisah Hun dan pemimpinnya pun kerap menarik minat, bahkan hingga kini. Sepak terjang Attila dicatat oleh para penulis kuno. Namun tidak ada yang mengetahui dengan pasti soal kematian dan letak makam pemimpin yang ditakuti itu.
Konon, Attila sang Hun meninggal pada malam pernikahannya di usia 58 tahun. Masih diperdebatkan penyebab kematian Attila. Apakah karena sebab alami atau apakah istri barunya, Ildico, membunuhnya.
Akhir hidupnya begitu suram, apakah ada yang tahu di mana dia dimakamkan? Singkatnya, tidak. Makam Attila sang Hun tidak pernah ditemukan dan tidak jelas di mana lokasinya.
Attila adalah pemimpin orang Hun, suku barbar yang tinggal di Dataran Besar Hungaria. Dikenal sebagai perampok dan penghancur kejam, kehadiran suku Hun ditakuti oleh bangsa Romawi.
Attila terkadang disebut sebagai Flagellum Dei dalam bahasa Latin, diterjemahkan sebagai momok Tuhan atau cambuk Tuhan. Dia mengancam dan memaksa Kaisar Romawi untuk memberikan sejumlah besar emas sebagai ganti perjanjian damai. Tetapi seringkali perjanjian damai itu tidak berlangsung lama. Attila kerap melakukan penyerangan.
Sebagai penguasa tentara Hun dan pemimpin Kerajaan Hun, Atilla melakukan perjalanan di sekitar Kekaisaran Romawi Timur dan Barat. Ia mendatangkan malapetaka di sepanjang jalan yang dilewatinya.
Pada tahun 395, suku Hun akhirnya melakukan serangan pertama mereka ke provinsi Romawi. Mereka menjarah dan membakar sebagian besar wilayah Timur Romawi. Mimpi buruk mereka pun akhirnya benar-benar terjadi.
Sepak terjang dan serangan Attila dicatat dalam sejarah, demikian juga segala kerusakan yang ditimbulkannya. Namun, akhir hidupnya dan lokasi makamnya menjadi misteri yang memancing rasa ingin tahu selama berabad-abad.
“Hanya ada satu sumber tertulis yang bertahan tentang pemakaman Attila,” kata Zsofia Masek, seorang peneliti arkeologi di Hungarian Academy of Sciences.
Sumber itu adalah penulis kuno abad ke-6 Jordanes, yang menulis dalam bukunya Getica. “Attila dimakamkan di tiga peti mati,” tulisnya. Yang terdalam terbuat dari emas, yang kedua terbuat dari perak dan yang terluar dibuat dari besi. Emas dan perak menandakan kekayaan yang diperoleh Attila untuk suku Hun. Sedangkan besi menandakan kekuatan militer suku Hun.
Para pelayan yang membantu membangun makam tersebut dibunuh dalam upaya untuk merahasiakan lokasinya. “Jordanes mengklaim bahwa dia mendapatkan informasinya dari catatan yang ditulis oleh Priscus,” tulis Owen Jarus di laman Live Science. Priscus adalah seorang diplomat Romawi yang memiliki kontak dengan Attila dan suku Hun.
Konon Attila juga dikubur dengan permata, senjata dan ornamen musuh yang disita. Pelayan dibunuh sehingga kekayaan besar ini dapat disimpan dari keingintahuan manusia.
Di mana letak makam Attila sang Hun?
Sejarawan tidak yakin di mana makam itu berada dan apakah makam itu masih utuh hingga kini. Attila meninggal pada tahun 452 Masehi.
Makamnya mungkin terletak di suatu tempat di Puszta Hungaria, juga dikenal sebagai Dataran Besar Hungaria. Laszlo Veszpremy, profesor sejarah di Pazmany Peter Catholic University, mengatakan bahwa Attila membuat markas besarnya di suatu tempat di dataran rendah. Menurut Veszpremy, makamnya mungkin tidak jauh dari itu. “Mungkin di sebelah sungai atau bahkan di dasar sungai,” tambahnya lagi.
Sejarawan tertarik untuk menemukan makam Attila selama beberapa waktu. ”Orang-orang tertarik pada Attila dan letak makamnya, setidaknya sejak abad ke-13. Tetapi sebagian besar terletak di sebelah reruntuhan Romawi,” kata Veszprémy.
Tidak pasti apakah ada yang tersisa dari makam Attila atau apakah akan pernah ditemukan. Bahkan mungkin makam tersebut telah dirampok beratus-ratus tahun yang lalu.
Ada kemungkinan makam itu sudah ditemukan, tetapi tidak diidentifikasi dengan Attila, kata Valaria Kulcsar, seorang profesor arkeologi di Universitas Szeged di Hungaria. Misalnya, timbunan besar artefak emas ditemukan di Nagyszaksos, berasal dari sekitar waktu suku Hun berkembang. Tetapi di sana tidak ditemukan sisa-sisa manusia dan tidak jelas untuk siapa timbunan itu.
Baca Juga: Fakta Seputar Kehidupan Attila sang Hun, Musuh dan Mimpi Buruk Romawi
Baca Juga: Agresi Attila sang Hun ke Romawi: Pentingnya Kita Cegah Krisis Iklim
Baca Juga: Misteri di Balik Kematian Attila sang Hun, Musuh yang Ditakuti Romawi
Baca Juga: Atilla sang Hun, Mimpi Buruk Bangsa Romawi yang Menjadi Kenyataan
Satu pertanyaan yang diajukan seorang sarjana adalah apakah makam Attila harus ditemukan. ”Secara pribadi saya lebih suka itu menjadi misteri alih-alih temuan arkeologis yang menunggu untuk diamati,” kata Masek.
Menurut catatan Priscus, pasukan Attila berduka atas kehilangan pemimpin mereka. Sebagai lambang duka, wajah mereka pun diolesi dengan darah. Menaiki kuda, mereka berputar-putar di sekitar kemah sambil membawa jasad pemimpinnya.
Attila adalah pemimpin suku Hun yang menjadi mimpi buruk bagi bangsa Romawi. Di tengah keterpurukan Kekaisaran Romawi, suku Hun datang menyerang. Kombinasi kekuatan Attila dan masalah-masalah yang menerpa Romawi, membuat suku Hun dengan mudah menaklukkan kekaisaran itu.
Meski ia seorang pemimpin yang ditakuti, hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupannya. Penyebab kematian Attila sang Hun pun menjadi misteri hingga kini. Termasuk lokasi makamnya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR